Sempat Dilarang Petugas, Stefanus Talan Duduk di Tengah Ruas Jalan Siso TTS, Ini Motifnya!
Memang sangat berbahaya aksi Stefanus Talan duduk di tengah ruas jalan di Desa Siso. Namun begitu mengetahui motif dan tujuannya
Penulis: omdsmy_novemy_leo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Novemy Leo
POS-KUPANG.COM|SOE--Memang sangat berbahaya aksi Stefanus Talan duduk di tengah ruas jalan di Desa Siso. Namun begitu mengetahui motif dan tujuannya, kita akan terharu.
Kaur Umum Desa Siso, Daud Kudji dan warga Siso, Yusuf Talan, mengaku sudah berulang lagi melakukan pendekatan dengan Stefanus dan keluarganya.
Tujuannya, agar Stefanus tidak lagui duduk di tengah ruas jalan Negara untuk meminta-minta.

Namun hal itu tidak membuahkan hasil karena Stefanus selalu saja kembali duduk di tengah ruas jalan dan meminta-minta kepada pengendara yang melintas di ruas jalan itu.
Kalau dilarang, Stefanus sering mengamuk dan melempari rumah, dan teriak-teriak sehingga hal ini sangat mengganggu.
Akhirnya Stefanus dibiarkan melakukan pekerjaan yang membahayakan itu.
Baca: Simak Prakiraan Cuaca!12 Daerah di NTT Berpeluang Hujan Hari Ini
"Pak Desa, Pak Camat bahkan Pak Bupati juga sudah pernah datang dan menegur keluarga Stefanus. Tapi mau bagaimana, memang Stefanus yang agak Stress dan cacat itu kemauannya keras, sehingga kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi," kata Kudji.
Kudji mengatakan, memang aksi Stefanus duduk di tengah ruas jalan negera itu salah. Tapi Stefanus melakukan hal itu karena tuntutan dan kebutuhan hidupnya. Stefanus harus membiayai keperluan tiga adiknya yang bersekolah, juga untuk keperluan makan minum dan lainnya.

"Ibu mereka sudah meninggal sejak mereka masih kecil, ayahnya pergi merantau. Nah disini yang paling besar adalah Stefanus sehingga dia harus membiayai kebutuhan keluarga," kata Kudji.
Baca: Bupati Ini Ajak Pejabat yang Dilantik, Kerja! Kerja dan Kerja! Sssttt, Ada Jabatan Lowong
Menurut Kudji, dengan kondisi itu, Stefanus sudah berhasil menyekolahkan adik-adiknya, yang satu sudah diwisuda, adik yang lain masih duduk di bangku SMA di Benlutu dan adik paling kecilnya, perempuan, bersekolah di SMP di Hane, Batu Putih.
"Kasihan Stefanus, meski cacat dia tetap berjuang untuk membiayai sekolah adik-adiknya," kata Kudji.
Kudji mengatakan, uang yang didapat Stefanus itu tidak banyak namun dipergunakan dengan baik oleh Stefanus.
Baca: Kita Lebih Suka Menyalahkan Pasangan Saat Keuangan Berantakan, Apakah Kamu Diantaranya? Sebel!
"Kalau pagi dia duduk beberapa jam, bisa beli beras 2 kilo, beli supermie 1, 2 bungkus untuk makan siang. Lalu siangnya dia duduk lagi, untuk bisa membeli supermie untuk makan malam dan juga sedikit menabung untuk keperluan sekolah adiknya. Orang juga kasihnya tidak banyak, hanya Rp 1000 atau Rp 2000, jarang yang member lebih," kata Kudji.
Baca: Nama Edy Tertulis dalam Buku, SBY Kutip Peribahasa Sebut Novanto Air susu dibalas dengan air tuba.
Kudji mengatakan, setiap tahun jemaat di desa itu juga ikut membantu stefanus meski tidak banyak. "Kami tiap tahun mengumpulkan pakaian layak pakai dan memberikan kepada Stefanus," kata Kudji.
Untuk diketahui, Pria berusia 29 tahun asal Desa Siso, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten TTS ini nekat duduk santai di tengah AS ruas jalan Negara di Desa Boentuka.
Hal ini dilakukan hamper tiap hari dalam waktu yang berbeda.
Kadang Stef duduk di tengah ruas jalan yang lurus, namun tak jarang Stef nekat duduk di tengah ruang jalan yang menikung.
Karenanya, sejumlah supir kendaraan sering dibuat terkejut karena melihat Stef duduk di tengah ruas jalan. (*)