VIDEO: Profesi Barista Mulai Digandrungi Anak Muda Kota Kupang

Di Kota Kupang, profesi Barista mulai digandrungi anak-anak muda. Tidak hanya cowok tapi cewek juga.

Penulis: Apolonia M Dhiu | Editor: Alfons Nedabang

"NTT juga banyak kopi, kenapa kita tidak mau belajar menjadi Barista dengan menggunakan kopi lokal kita yang dikerasikan menjadi kopi bertarap internasional," ujarnya.

Barista Excelso di Amaris Hotel, Paula menuturkan menjadi Barista di Excelso sudah ada standar operasional prosedur (SOP). Semua yang dikerjakan harus sesuai dengan SOP.

Paula menjelaskan Excelso adalah anak perusahaan Kapal Api, sehingga kopinya sudah disediakan oleh Kapal Api.

"Di Excelso manapun semua sudah standar, kalau memang rasa beda karena Barista tidak mengikuti standar," ujarnnya.

Menurutnya, menjadi Barista ada tahapanya, yakni mulai dari pelayan kopi. Ia juga diajarkan bagaimana menjadi kasir.

"Kami dilatih khusus, dan sebelum jadi Barista, saya harus bisa service, jadi server dulu baru naik ke Barista. Harus dari bawah dulu. Kami dilatih menjadi server dulu, kasir dulu, baru ke Barista. Semua kami bisa lakukan," katanya.

Menurutnya, di Excelso ada macam-macam kopi baik kopi Indonesia maupun impor, seperti kopi kalosi, kopi jawa.

Sedangkan kalau dari luar yakni kopi Jamaikan, Brazil dan Coloumbia.

Untuk menjadi Barista, kataya, harus bisa mengoperasikan mesin, tetapi untungnya di sini ada mesin ada juga yang manual. Yang menjadi soal kalau mesin lagi rusak ia susah untuk membuat Capucino dan sebagainya.

Dikatakan, semua harus standar, ada standar air, standar kopi dan gulanya dan keluarnya sudah jadi kopi.

"Kalau mesin rusa ini yang menjadi masalah karena terkadang pelanggan tidak mau tahu, mereka komplain kok lama. Jadi, sebagai barista harus tahu kerja manual maupun mesin sehingga standar terpenuhi dan terutama pelayanan harus tetap prima dan fit," ujarnya.

Yohanes Pama, Barista Maxx Coffie di Lippo Mall Kupang, mengatakan, menjadi Barista sangat menyenangkan.

Alumni Fakultas FKIP Jurusan Bahasa Inggris, Universitas PGRI NTT ini mengatakan, awalnya tidak tahu sama sekali tentang Barista

Tetapi karena ingin mencoba peluang akhirnya ia melamar dan mengikuti pelatihan.

Menurutnya rata-rata orang NTT adalah penikmat kopi. Selama ini yang diketahui kopi hanya diseduh dengan gula saja.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved