Ternyata, Bill Gates Kikuk Saat Rahasia Besarnya Dibongkar Pengusaha Indonesia ini
Kekayaannya diperkirakan mencapai Rp 1.000 triliun lebih atau hampir setara dengan APBN negara kita.
Panitia mengadakan pengumuman kecil, adakah dari undangan yang mungkin ingin bertanya apa saja kepada Mr Gates?
Ternyata lebih separuh yang hadir mengangkatkan tangannnya. Wah kaget juga saya melihat antusiasme undangan yang ingin bertanya tersebut.
Lalu hasil rembugan sebentar antara panitia dengan tamu kehormatan ini pertanyaan di batasi. Hanya dibatasi 5 pertanyaan saja. Maka kami semua yang berniat bertanya menuliskan pertanyaan kami diselembar kertas.
Yang terjadi selanjutnya, tetap saja banyak yang mengacungkan tangan meminta kertas untuk mengajukan pertanyaan.
Jantung saya berdebar-debar keras. Saya sangat ingin mendapat kesempatan berkomunikasi di malam itu, namun berkompetisi dengan seratus pertanyaan lebih apa ada "chance" nya?. Juga dalam hati kecil saya, cita-cita saya adalah makan malam dengan bill gates plus "jagongan" ada ngonrolnya.
Makan malam walau jauh namun bisa terlihat jelas ok lah saya masukan sebagai pemenuhan syarat makan malam bersama. Tetapi "ngobrolnya" belum. Dan kalau dia membacakan pertanyaan saya dan menjawab, mungkin saya masukan ini sebagai "ngobrol" dengan orang paling kaya sedunia.
Akan kah pertanyaan saya di jawab atu di baca? Peluangnya? 1%!!!
Saya ambil kertas dari panitia dan bolpoin saya buka. Saya belum tahu mau menulis apa atau bertanya apa? Mata saya sapu melihat semua orang melakukan hal yang sama, menulis di secarik kertas. Aduh..hanya 5 pertanyaan? Apa pertanyaan saya bagian dari yang akan dijawab atau terlewatkan? Saya bertanya dalam hati dengan gelisah.
Entah bagaimana keyakinan saya memuncak, saya tahu teorinya bagaimana tulisan kita bisa membuat "fascinated" mempesona. Framing tulisan adalah domain saya, itu kalimat saya dalam hati untuk melakukan penyemangat "self push". Saya tahu bagimana menyusun kalimat tersebut namun "thema" tulisannya tentang apa, itu yang membuat otak saya berfikir keras.
"Mari dikumpulkan?", pengumuman singkat panitia dan crew mulai mengumpulkan pertanyaan tersebut. Saya terus bergumul berbicara dalam hati. Tapi saya optimis, dari lebih dari seratus pertanyaan tersebut pasti pertanyaan saya di bacanya dan di jawabnya. Saya punya 2 detik waktu untuk membuat "impress" orang dengan tulisan.
"Saya bisa melakukan itu", saya optimis. Masak pernah belajar komunikasi ngak bisa memanfaatkan keilmuan tersebut dalam priming forcing in writing. Maka saya membuat kata perkenalan yang memikat sebisanya dalam 2 detik bersama secarik kertas untuk menarik perhatian Billl Gates.
Saya tulis sebuah kalimat(......)"!
Saya tutup kertas tersebut. Saya berikan kepada panitia yang lewat dan mengumpulkan. Semua kertas tersebut diserahkan kepada Bill Gates dan seorang mitra nya mr Gates berdiskusi berbisik perlahan.
Santai sekali Bill Gates malam itu. Dengan kemeja batik wajah dan penampilannya bersahaja. Siapa yang sangka kekayaannya di sejajarkan APBN nasional indonesia untuk menghidupi pemerintahan selama 1 tahun dengan 250 juta penduduk, HAMPIR SAMA.
Perlahan-lahan satu persatu lembar pertanyaan tersebut dibuka dan dilhat sekilas. saya terus memperhatikannya. Semua dibacanya kurang dari satu detik mungkin. Ada 1 kertas dikesampingkan. Kemudian menyeleksi lagi. Semua kegiatannya saya perhatikan, dan saya tiru dalam gerak kecil.
Dalam pikiran saya, saya gambarkan dia terhenti pada pertanyaan saya dan menjawab.