Sering Dilanda Gempa, Apakah Benar Ada Gempa Bumi Susulan?
Dari sekian banyak perkiraan terjadinya gempa bumi, belum ada satu pun yang terbukti kebenarannya.
Penulis: Efrem Limsan Siregar | Editor: Efrem Limsan Siregar
POS-KUPANG.COM - Pasca gempa yang mengguncang wilayah Banten dan Jakarta, Selasa (23/1/2018) masyarakat digegerkan lagi di media sosial.
Lini masa di Twitter, Facebook, dan sebagainya, menampilkan gambar, pesan imbauan yang belakangan diketahui ternyata adalah hoax.
Baca: Astaga! Pamit Bawa Anak Temannya Cari Makan, Pria Ini Ternyata Lakukan Hal Tak Senonoh
Salah satunya adalah pesan yang mengatasnamakan BMKG.
Pesan tersebut mengimbau warga Jabodetabek untuk waspada gempa susulan sebesar 7,4 SR pada pukul 22.00-00 WIB.
Kabar ini pun dibantah langung BMKG melalui cuitannya, Selasa (23/1/2018) dan menegaskannya sebagai hoax.
Baca: Marianus Sae Pakai Baju Pembalap Sepeda Motor Hadiri Malam Pisah Sambut Kapolres Belu
"#BMKG tidak pernah mengeluarkan tentang prediksi #gempa yang akan terjadi lengkap dengan waktu, tempat, dan besar magnitude-nya. Kami pastikan itu #Hoax," tulis @infoBMKG.
Seorang pengguna menganggap aneh jika masyarakat mengajukan pertanyaaan tentang gempa susulan.
Sebab, menurutnya, Indonesia sudah dilanda gempa ribuan kali dalam setahun dan masyarakat seharusnya mengetahui keganjilan informasi.
Baca: Mengerikan! 16 Jarum Ditemukan di Dalam Tubuh Bayi Berumur Sebelas Bulan, Diduga Ini Penyebabnya
"Kalau sudah tahu informasinya ganjil ya jangan disebarin, toh yang kirim pesan sama-sama manusia bukan Tuhan," kata @Rambilal
Informasi hoax serupa juga ditanggapi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Ia juga menjelaskan, gempa tak dapat diprediksi secara pasti dan meminta masyarakat untuk tak ikut-ikutan menyebarkan di medsos.
Baca: Polisi Cokok Dua Pria Saat Hendak Mengambil Barang di Kantor TIKI Maumere
Apakah gempa bumi bisa diprediksi?
Melansir Kompas.com, (6/1/2010), pakar Seismolog ITB Prof. Sri Widiyantoro mengatakan belum ada teknologi yang mampu memprediksi secara presisi mengenai kapan dan dimana akan terjadi gempa.
Penelitian yang ada hanya bisa mampu memprakirakan potensi besaran dan di mana gempa bakal terjadi.
Jadi, belum bisa diperoleh presisi waktunya.
Ia pun lebih menyukai untuk mengatakannya sebagai mitigasi ketimbang bencana.
Sebagaimana dilansir kamusbesar.com, dalam UU No.24 tahun 2007 tantang Penanggulangan Bencana, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pebnagunan fisikmupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana
Baca: Agus Mengeluh Banyak Sampah di Bandara Aroeboesman Ende
Pernyataan serupa juga dikemukakan Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono.
Kepada Kompas.com, Selasa (23/1/2018) ia menegaskan kembali peristiwa gempa bumi belum dapat diprediksi dengan tepat dan akurat: kapan, berapa kekuatan, dan di mana akan terjadi.
“Dari sekian banyak isu akan terjadi gempa bumi, selama ini tidak ada satu pun yang terbukti kebenarannya. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya isu akan terjadi gempa,” ucap Daryono.
Baca: Masyarakat Kota Dato-Malaka Sesalkan Pengerjaan Sumur Bor yang Mubazir
TRIBUNNEWS/Efrem Limsan Siregar