Yasona Laoli Ajak ASN Berpikir Revolusioner
Mari berefleksi di akhir tahun 2017 dan awal tahun 2018. Marilah berpikir revolusioner keluar dari zona nyaman
Penulis: omdsmy_novemy_leo | Editor: Ferry Ndoen
POS KUPANG.COM, SOE- Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasona Laoli mengajak aparatur sipil negara/ASN Kemenkumham bisa berpikir revolusioner dan keluar dari zona nyaman.
Yasona mengatakan hal itu dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Karutan SoE, Lukas Frans, AMD.IP, SH, M.Hum, saat apel pagi bersama pada awal tahun 2018, di Rutan Soe, Selasa (2/1/2018).
"Mari berefleksi di akhir tahun 2017 dan awal tahun 2018. Marilah berpikir revolusioner keluar dari zona nyaman. Cari cara baru diluar kebiasaan untuk mengungkit kinerja agar menjadi efektif, efisien dan berkualitas. Temukan metode baru untuk bisa bekerja lebih baik, lebih cepat sehingga makin dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Tinggalkan pemikiran yang konvensional. Saya percaya kita semua bisa melakukannya," kata Yasona.
Selain itu, Yasona mengingatkan ASN untuk tahu dan paham soal teknologi informasi. Memasuki era digitalisasi, ASN tidak bisa tinggal diam, teknologi informasi dalam pelayanan menjadi suatu keharusan untuk terus dikembangkan.
"Dengan perkokoh e-gov dalam percepatan tugas dan fungsi secara pasti diharapkan mampu mendukung terwujudnya kepemerintahan yang baik," kata Yasona.
Ia mengatakan, jika ingin berjalan cepat, maka jalanlah sendiri. Jika ingin berjalan jauh maka jalanlah bersama-sama. "Tentunya yang kita inginkan adalah berjalan cepat dan jauh sekaligus. maknanya adalah rakyat menghendaki kita bekerja secara cepat dan hasilnya maksimal," kata Yasona.
Karena itu, Yasona minta ASN bisa perkuat solidaritas, sinergi dan inovasi untuk menjadi kunci agar roda kinerja Kemenkumham bisa berjalan lebih cepat dan mencapai hasil yang maksimal.
Yasona mengucapkan selamat kepada seluruh jajaran Kemenkumham atas telah diterimanya kenaikan tunjangan kinerja. Tunjangan kinerja diharapkan mampu menjadi motivasi seluruh jajaran untuk mengimplementasikan delapan area perubahan reformasi birokrasi dalam berkinerja secara profesional, akuntabel, sinergi, transparan dan inovatif.
Ia berharap di tahun 2018 para ASN lingkup Kemenkumham mampu mempertahankan prestasi yang telah kita raih selama bertahun tahun sebelumnya, sekaligus berupaya kembali mencapai prestasi.
Sementara Karutan SoE, Lukas berharap agar 30 ASN di Rutan tunjukanlah bahwa ASN adalah abdi masyarakat yang siap melayani masyarakat
Kepada WBP alias napi dan tahanan, Lukas berharap bisa menjalani hukuman. "Yang paling utama bantu dinas. Artinya berbuatlah yang baik dan ikuti aturan yang ada. Dengan begitu haknya bisa didapatkan dan bisa kembali berkumpul bersama masyarakat," kata Lukas da menambahkan, total WBP Rutan SoE saat ini 180 orang terdiri dari 55 tahanan dan 125 napi. (vel)