Video- Detik-Detik Nenek 75 Tahun yang Duduk di Kursi Roda Jatuh di Eskalator, Begini Kondisinya
Dalam video pengawasan bandara, menunjukkan seorang pria naik ke sisi berlawanan dari sepasang eskalator, melompati sisi dan mencoba membantu Kekona.
Penulis: Vika Widiastuti | Editor: Vika Widiastuti
POS KUPANG.COM - Sebuah keluarga menuntut Alaska Airlines dan Huntleigh, pihak pelayanan ornag berkebutuhan khusus setelah neneknya yang duduk di kursi roda jatuh di eskalator Bandara Internasional Portland pada Juni 2017.
Peristiwa itu terekam dalam sebuah video.
Baca: Kecelakaan dan Harus Diamputasi, Pria Ini Putuskan Pacarnya, Lihat yang Terjadi Selanjutnya
Bernice Kekona (75) jatuh di eskalator, mendarat di bagian bawah dengan kursi roda yang berat di atasnya.
Dilansir dari Mail Online pada Sabtu (30/12/2017) kejadian itu bermula, setelah penerbangannya dari Hawaii dan mendarat di Portland pada Juni 2017.
Keluarga tersebut menyatakan, mereka menyewa Huntleigh untuk memastikan Kekona tiba dengan selamat menuju penerbangan selanjutnya.
Namun, sekarang menurut mereka, pihak maskapai dan Huntleigh tidak memberikan layanan seperti yang dijanjikan.
Dalam video pengawasan bandara, menunjukkan seorang pria naik ke sisi berlawanan dari sepasang eskalator, melompati sisi dan mencoba membantu Kekona.
Dia mengangkat kursi roda berat yang menimpa Kekona.

Atas kejadian itu, keluarga menyatakan, Kekona menderita trauma di kepala dan dadanya, luka pada urat keting, dan luka di sisi wajahnya.
Pengacara keluarga tersebut menyatakan, Kekona menderita luka serius dalam berbulan-bulan setelah kejadian itu.

Pada September 2017, luka pada urat ketingnya menjadi terinfeksi sehingga dokter harus mengamputasi kakinya di bawah lutut.
Menurut sebuah tuntutan hukum yang diajukan keluarga, tekanan darahnya tidak pernah pulih setelah operasi dan Kekona meninggal esok harinya.
Baca: Astaga! Sempurnakan Bentuk Wajah dengan Pasang Kawat Gigi, Nasib Gadis Ini Malah Mengerikan
Keluarganya kini menuntut Alaska Airlines dan Huntleigh, Amerika Serikat karena gagal menjalankan apa yang telah disepakati sebelumnya.