Dana BOS SMPN Laktutus Hilang Sejak Tahun 2016, Stefanus Sebut Pemerintah Tak Serius Urus SDM Belu
Pasalnya, kata Stefanus, masalah tersebut sudah setahun lebih, namun tidak ada kejelasan penanganannya.
Penulis: Fredrikus Royanto Bau | Editor: Agustinus Sape
Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Edy Bau
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Sejak bulan Oktober 2016 sampai November 2017, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMPN Laktutus, Kecamatan Nanaet Duabesi, Kabupaten Belu “menghilang”.
Sekolah ini tak lagi mendapatkan bantuan tersebut tanpa alasan jelas.
Akibatnya, berbagai kegiatan operasional sekolah tidak berjalan dengan baik.
Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD Belu, Stefanus Mau, S.Fil kepada Pos Kupang di Atambua, Kamis (23/11/2017), mengatakan, Pemerintah Kabupaten Belu melalui instansi teknis terkesan melakukan pembiaran dan tidak serius mengurusi dunia pendidikan di Kabupaten Belu.
Baca: Mobil Sekolah Alami Kecelakaan, Dua Murid Tewas dan 11 Lainnya Terluka
Pasalnya, kata Stefanus, masalah tersebut sudah setahun lebih, namun tidak ada kejelasan penanganannya.
“Dengan sikap apatis ini, kami menilai pemerintah tidak serius mengurus pembangunan manusia dan lebih mementingkan pembangunan fisik. Padahal fisik tidak berdampak jika SDM-nya tidak diperhatikan,” tegasnya.
Menurut Stefanus, masalah dana BOS SMPN Laktutus ini diketahui saat dirinya bersama anggota DPRD lainnya, Jumima Funuk melakukan reses ke sekolah itu pada tanggal 11 November 2017 lalu.
Saat itu, kata Stefanus, wakil kepala sekolah dan guru-guru mengeluhkan dana BOS yang tak kunjung diterima oleh sekolah.
Baca: Setya Novanto Miliki Tanah di Kupang, Harganya Hingga Miliaran Rupiah
Bahkan, lanjutnya, masalah itu sudah sempat diangkat dalam rapat paripurna DPRD oleh Fraksi Partai NasDem, namun jawaban pemerintah pada rapat tanggal 16 November lalu sangat formil dan terkesan ada pembiaran.
“Ini sangat memprihatinkan, kita minta pemda percepat transfer dana BOS ini sehingga bisa memperlancar urusan sekolah itu. Jangan terkesan ada pembiaran dan menganaktirikan sekolah ini,” ujar Stefanus yang juga Sekretaris Komisi I DPRD Belu.
Dikatakannya, dampak dari tidak cairnya dana BOS selama setahun sangat besar karena banyak kegiatan sekolah yang tidak bisa berjalan termasuk even besar Festival Fulan Fehan dan tidak dibayarnya tunjangan guru honor yang mengabdi di sekolah tersebut.
Baca: Deisti Tagor Istri Setya Novanto Dicekal ke Luar Negeri
Bupati Belu, Willy Lay dalam jawabannya terhadap pertanyaan Fraksi Nasdem terkait dana BOS ini mengatakan, tidak cairnya dana tersebut disebabkan sekolah tersebut terlambat melakukan sinkronisasi data pokok pendidikan (Dapodik) yang harusnya paling lambat September 2016. Akibatnya, dana BOS triwulan IV 2016 tidak bisa cair.
Terhadap persoalan ini, demikian Bupati Willy, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi NTT dan pihak dinas pendidikan provinsi berjanji akan menindaklanjuti persoalan ini.
Bupati juga menugaskan kepala SMPN Laktutus untuk berkoordinasi langsung dengan Kementerian Pendidikan RI di Jakarta.
Kementerian menyarankan agar pihak sekolah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi NTT selaku pengelola dana BOS provinsi.
Baca: Enam Kali Minta Tolong, Perawat di Panti Jompo Ini Malah Tertawa Lihat Pasien 89 Tahun Meninggal
“Pemerintah terus berupaya melakukan koordinasi dan membangun komunikasi, namun hingga saat ini Dinas Pendidikan Provinsi NTT belum juga melakukan transfer dana BOS SMPN Laktutus,” demikian Bupati Willy dalam jawabannya.
Baca: Waspadai Demam Berdarah! Siapkan 6 Tanaman Ini untuk Mengusir Nyamuk di Rumah
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu, Marsianus Loe yang dikonfirmasi Pos Kupang melalui ponselnya, Kamis (23/11/2017) sore, mengatakan, pihaknya sudah berupaya melakukan koordinasi, dan menurut informasi terakhir, dana BOS untuk tahun 2017 sudah masuk ke rekening sekolah.
“Informasinya sudah ada dana yang masuk, tapi perlu dicek lagi. Bisa langsung konfirmasi dengan Kepala Bidang SMP, ” pintanya. (*)