Konferensi Perempuan Timor
Gubernur NTT: Perempuan Harus Diberdayakan untuk Meminimalisir Kemiskinan
Kemiskinan dan kekerasan terhadap perempuan merupakan mata rantai yang tidak bisa dipisahkan dan saling mempengaruhi.
Penulis: omdsmy_novemy_leo | Editor: Alfons Nedabang
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Novemy Leo
POS-KUPANG.COM | SOE - Gubernur NTT, Frans Lebu Raya mengatakan kemiskinan dan perempuan di NTT adalah mata rantai yang tidak bisa dipisahkan.
Oleh karena itu, perempuan harus diberdayakan sehingga bisa meminimalisir kemiskinan di NTT.
"Kemiskinan dan kekerasan terhadap perempuan merupakan mata rantai yang tidak bisa dipisahkan dan saling mempengaruhi. Kemisinan membawa perempuan pada situasi yang retan terhadap perempuan. Kekerasan menempatkan perempuan pada kemiskinan," kata Lebu Raya dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi NTT, Erni Usboko saat membuka Konferensi Perempuan Timor II di SoE, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Selasa (20/11/2017) siang.
Lebu Raya mengatakan, kompleksitas masalah kemiskinan akan semakin terlihat di daerah perbatasan.
Sebab jarak yang jauh dari pusat pemerintahan, minim asks terhadap informasi serta layanan dasar dan maraknya kejahatan perdagangan manusia merupakan bagian dari belantara persoalan kemiskinan di wilayah perbatasan.
"Suara perempuan tentu terakomodir dalam proses pengambilan kebijakan publik. Dimana secara politik pemerintah akan berupaya memperbesar ruang tersebut," kata Lebu Raya.
Diakui bahwa perempuan di NTT masih sedikit sekali mendapatkan kesemptan untuk memah hak mereka serta minim akses informasi tentang hal itu.
Namun ke depan, pemerintah akan berupaya untuk memberikan ruang bagi perempuan.(*)