Listrik Jembatan Palmerah harus Dukung Industri

Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, meninjau lokasi pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah di Larantuka, Selasa (31/10/2017).

Penulis: Kanis Jehola | Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Listrik Jembatan Palmerah harus Dukung Industri
POS KUPANG/KANIS JEHOLA
SIMAK PENJELASAN - Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, sedang menyimak penjelasan Kadis PUPR NTT, Ir. Andre W Koreh, MT tentang rencana pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah, di Larantuka, Selasa (31/10/2017).

POS KUPANG.COM, LARANTUKA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, di sela acara peresmian Taman Doa Bukit Fatima Larantuka, Selasa (31/10/2017), meninjau lokasi pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah yang menghubungkan Pulau Flores dan Adonara.

Peninjauan itu dilakukan untuk melihat dari dekat lokasi jembatan yang akan dilengkapi turbin pembangkit listrik tenaga arus laut itu.

Dalam kunjungan singkat yang berlangsung sekitar 15 menit itu, Menteri Luhut didampingi Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, staf khusus Presiden, Komjen Polisi (Purn) Gories Mere, Kadis PUPR NTT, Ir. Andre W Koreh, MT dan Bupati Flotim, Antonius Gege Hadjon, serta beberapa pejabat dari pusat, provinsi dan Flotim.

Begitu turun dari mobil, Menteri Luhut tidak masuk dan menempati panggung yang disediakan panitia, tapi langsung menuju sebuah papan triplek untuk melihat maket Jembatan Palmerah yang akan dibangun.

Andre yang terus mengikuti Menteri Luhut langsung menjelaskan lokasi yang akan dibangun jembatan, besarnya energi listrik yang dihasilkan dari turbin listrik tenaga arus laut tersebut, dan daya listrik yang dibangun pada tahap awal.

Namun belum selesai Andre menjelaskan, Menteri Luhut langsung memotong dengan pertanyaan. "Kalau bangun tahap awal 25 MW, lalu 25 MW berikutnya kapan?" tanya Menteri Luhut.

Menjawab pertanyaan itu, Andre menjelaskan, pembangunan tahap berikutnya akan dilakukan sesuai demand. "Kalau ada demand akan dibangun lagi, begitu seterusnya sampai 300 MW," jawab Andre.

Menteri Luhut juga menanyakan jangkauan dari listrik yang dihasilkan tersebut, apakah bisa sampai di Kupang? Menjawab pertanyaan tersebut, Andre menjelaskan, Kupang terlalu jauh. Listrik tersebut rencananya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di beberapa gugusan pulau di wilayah itu. "Konsumennya masyarakat daratan Flores seluruhnya sampai Labuan Bajo dan Lembata," jawab Andre.

"Berapa jarak dari sini (Larantuka) sampai Labuan Bajo?" tanya Menteri Luhut, yang dijawab Gubernur Frans 600 kilometer.

Menurut Menteri Luhut, 600 kilometer itu terlalu jauh, karena biaya transmisi juga tinggi. Menurutnya, mungkin yang cukup ideal melayani masyarakat sampai Sikka, Ende dan Lembata.
"Tapi okelah. Yang saya harapkan agar listrik yang bakal dihasilkan ini harus bisa mendukung usaha masyarakat atau industri mete, industri pengolahan ikan, atau apa saja yang bakal dikerjakan oleh masyarakat sehingga listrik ini memberi nilai tambah bagi peningkatan kesejahteraan mereka," kata Menteri Luhut.

Menjawab harapan Menteri Luhut itu, Andre menjelaskan, rencana untuk industri itu juga sudah ada. Selain untuk pengolahan ikan dan jambu mete, juga untuk galangan kapal. Selain untuk industri, juga pengembangan wisata.

Menteri Luhut meminta Bupati Flotim, Anton Gege Hadjon, membuat semacam komprehensif planning industri yang akan dibangun menggunakan tenaga listrik arus laut tersebut. Perencanaan harus dilakukan terpadu dengan semua stakeholder sehingga bisa menopang laju pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Pak Bupati juga buat perencanaan untuk apa saja listrik yang dihasilkan ini. Kalau sekarang listrik untuk Kabupaten Flotim 7 MW dan setelah ditambah lagi 25 MW berarti menjadi 32 MW, untuk apa saja listrik itu. Pak Bupati juga harus bisa memprediksi berapa persen pertumbuhan ekonomi Flotim setelah dibangunnya jembatan ini," harap Menteri Luhut.

Setelah memeriksa maket pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah, Menko Luhut menuju ke pantai melihat jarak dari Larantuka dan dari Adonara sambil berjalan memasuki kendaraan. Selanjutnya mereka menuju ke Perkebunan Mente di Welo dan kemudian ke Kupang. (kas/lik)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved