Proyek Air Bersih di Kota Biru Malaka Mubazir, Setelah Uji Coba Tidak Berfungsi

Kita sudah senang pipa air dan fiber langsung di depan rumah, tetapi airnya tidak ada. Kami terpaksa harus turun ke bawah baru bisa dapat air

Penulis: Dion Kota | Editor: Alfons Nedabang
pos kupang
Kepala Desa Kota Biru, Paulus Seran 

Laporan Wartawan Pos Kupang.com Dion Kota

POS KUPANG.COM | BETUN - Pemasangan instalasi air bersih di dusun Taman Kakaluk, Desa Kota Biru, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malak mubazir.

Proyek pemasangan pipa disertai 8 bak penampung air dari fiber itu dikerjakan tahun 2015.

Sejak dikerjakan hingga saat ini, pipa dan fiber tidak terisi air.

Warga Desa Kota Biru Wehelmina mengatakan, fiber yang berada di depan rumahnya sudah tak lagi terisi air sejak tahun 2016.

Kondisi tersebut memaksa Wehelmina bersama warga Dusun Taman Kakuluk lainnya mengambil air di sumber air yang berjarak sekitar 500 meter dari kediamannya.

"Pemerintah pasang ini pipa dengan fiber air ini tahun 2015. Waktu coba pertama kali jadi. Tetapi hanya satu kali saja air isi ini fiber setelah itu tidak pernah terisi lagi sampai saat ini," ungkap Muti, warga lainnya.

"Katanya bak penampungan yang di atas bukit untuk bagi air ke fiber-fiber ini sudah bocor tak lama setelah di kerjakan makanya tidak bisa salurkan air ke fiber-fiber penampungan," tambahnya.

Keluhkan akan fiber dan pipa air yang mubazir juga diungkapkan Dafrosa Rafu.

Dia mengaku sempat senang karena berpikir tak perlu mengambil air sampai ke mata air lagi. Namun usai diuji coba, air tak pernah mengalir lagi.

"Kita sudah senang pipa air dan fiber langsung di depan rumah, tetapi airnya tidak ada. Kami terpaksa harus turun ke bawah baru bisa dapat air," keluhnya.

Kepala Desa Kota Biru, Paulus Seran membenarkan mubazirnya jaringan perpipaan dan bak penampungan air yang dibangun tahun 2015 tersebut.

Ia mengatakan hingga saat ini belum ada penyerahan aset jaringan perpipaan dan bak air kepada pemerintah desa sehingga dia tak berani memperbaiki kebocoran pada bak penampungan utama dengan menggunakan dana desa.

Paulus Seran menjelaskan pihaknya sudah melaporkan kerusakkan bak penampungan air utama kepada pihak provinsi namun belum ada jawaban.

"Dulu tahun 2015 pernah sekali dioperasi dan jadi. Namun setelah itu, bak penampungan yang berfungsi untuk membagi air ke fiber-fiber bocor. Sehingga tidak bisa menampung air lagi. Saya untuk perbaiki bak tersebut dengan dana desa namun saya takut jadi temuan karena belum ada penyerahan kepada kita," jelas Seran.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved