Jurnalisme Warga

Arista: Anak Saya Tidak Mati Karena Ubi Beracun 

Pernyataan Arista itu disampaikan kepada Even Edomeko, Kepala Bagian Humas Setda Sikka, yang berziarah ke makam anaknya

Editor: Agustinus Sape
HUMAS DAN PROTOKOL SETDA SIKKA/EVEN EDOMEKO
Kabag Humas, Camat Waiblama, perawat Pustu Natarmage dan orangtua Priska Anasatria sedang berdoa di makam Priska. 

“Kalau mati, lanjut Emanuel Nong, berarti bukan cuma Priska, tapi semua anak kami yang usia satu tahun juga mati. Karena kami juga beri mereka makan magar.”

Berobat ke Pustu karena Diare

Theresia Damiana, perawat pada Pustu Natarmage.
Theresia Damiana, perawat pada Pustu Natarmage. (HUMAS DAN PROTOKOL SETDA SIKKA/EVEN EDOMEKO)

Keterangan Arista bahwa dia pernah mengobatkan anaknya ke Pustu Natarmage, dibenarkan oleh petugas medis di Puskesmas Pembantu Natarmage.

Theresia Damiana, perawat yang merawat almarhum Priska, menjelaskan, “Nona Priska dibawa Mamanya ke sini pada Kamis tanggal 28 September 2017 jam 10 pagi. Keluhannya mencret. Saya tanya, anak diberi makan apa? Jawab Mamanya, diberi bubur dan ASI. Lalu saya beri oralit, dengan pesan bahwa jika sampai sore masih mencret, tolong antar lagi ke sini. Kebetulan jarak rumah mereka cuma selang tiga rumah dari Pustu ini. Tapi sampai tengah malam, orang tua Nona Priska tidak lagi mengantar putrinya itu, sehingga kami mengira sakit diarenya sudah tertolong.”

Theresia lalu memperlihatkan buku Register Pasien kepada Humas Sikka.

Berobat ke Puskesmas Tanarawa
Sayang, ternyata Nona Priska belum sembuh. Tapi orang tuanya tidak lagi datang ke Pustu Natarmage.

Baru pada hari Minggu tanggal 1 Oktober 2017, anak balita yang masih diare itu diantar kepada salah seorang mantri di Tanarawa, yang menyuruh mereka langsung ke Puskesmas Tanarawa.

Kepada Humas Sikka, Ibu Martha, perawat pada Puskesmas Tanarawa, menjelaskan, “Nona Priska diantar dengan kondisi yang sudah lemah. Kesadarannya menurun, panas tinggi, sesak nafas.”

Dia lantas menunjukkan Buku Register Pasien.

Melanjutkan kisah perawat Martha, dr. Maria Dolorosa, dokter pada Puskesmas Tanarawa, yang datang menemui Humas Sikka setelah mengobati pasien, menjelaskan tindakan medis yang diberikan.

“Karena kondisinya begitu, maka kami memasangkan infus, memberinya oksigen, dan nebulizer, “ papar Dokter Dolorosa.

Baca: VIDEO: Bayi Meninggal Setelah Sang Ibu Makan Ubi Hutan

Lanjutnya lagi, “Saat kami tusuk jarum infus, biasanya balita terkejut menangis, tapi pasien Priska ini apatis, atau tidak merasakan apa-apa. Kami tetap memberikan pertolongan untuk mengatasi sesak nafasnya dengan nebulizer dan memberinya oksigen. Sayang, beberapa saat kemudian dia meninggal dunia.”

Sebab Kematian

Even Edomeko (ketiga kanan) sedang mewawancarai orangtua Priska Anasatria disaksikan Kaur Desa Natarmage (kedua kanan).
Even Edomeko (ketiga kanan) sedang mewawancarai orangtua Priska Anasatria disaksikan Kaur Desa Natarmage (kedua kanan). (HUMAS DAN PROTOKOL SETDA SIKKA/EVEN EDOMEKO)

Jika demikian, apa sebab Priska mati?

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved