Malam Pertama Pengantin Wanita Ketahuan Beginian dengan Mantan, Endingnya Bikin Miris

Saya ternyata cukup bodoh mempercayainya karena telah memberikan keperawanan pada dirinya.

Editor: Rosalina Woso
sembangmedia
ilustrasi 

Ibu mau saya menikah. Saya tak fikir apa-apa, hanya mengangguk saja.

Saya ingatkan ibu tidak main-main, rupanya ia sudah ada calon.

Selepas sebulan bertunangan, barulah dia menghubungi handphone saya.

Dia telepon ajak keluar beli barang untuk pernikahan.
Sebab kami akan menikah pada bulan September.

Waktu itu saya berdebar-debar, saya seperti tak percaya saya akan menikah.

Kami berjumpa pada pagi itu. Kata pertama yang dia katakan pada saya ialah,

"Ibu ingatkan saya pilih orang yang berjilbab," katanya.

Ya saya tak berjilbab tetapi saya bukan jenis perempuan yang suka pakai pakaian yang seksi-seksi.
Saat itu memang saya kaget dengan kata-kata dia tetapi saya mendiamkan diri.

"Kalau tidak sesuai, kita bisa putus," ujarku membalas perkataannya.

Dia hanya menggelengkan kepala.

Kami tidak banyak berbicara saat itu, hanya mencoba baju.

Dan dia suruh saya pilih seperangkat perhiasan.
Dia coba mau berbicara dengan saya.

Tetapi saya jadi tak bersemangat jika mendengar sindirannya tentang jilbab itu.

Hari demi hari, kami kerap keluar bersama.

Dan kami sudah menjadi nyambung saat berbicara.

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved