Wah, Ada Empat Tips Memata-matai Orang Kaya Kekinian, Ini Lho Caranya!

Ya, orang yang berduit adalah mereka yang gemar belanja barang-barang mahal sebagai penanda bahwa mereka golongan kelas atas.

Editor: Rosalina Woso
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Warga memasukkan formulir SPT Pajak mereka para kotak yang tersedia di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying, beberapa waktu lalu. 

Dengan barang-barang tersebut, orang kaya di AS saat itu ingin menyampaikan pesan bahwa mereka adalah kelompok elit.

Status mereka berbeda dengan kebanyakan orang yang hanya sebagai karyawan.

Hingga lebih dari 100 tahun, teori Veblen ini menjadi salah satu rujukan utama bagi berbagai pihak-mungkin salah satunya adalah Ditjen Pajak-untuk mendefinisikan siapa sebenarnya orang yang berduit itu.

Ya, orang yang berduit adalah mereka yang gemar belanja barang-barang mahal sebagai penanda bahwa mereka golongan kelas atas.

Selanjutnya pada pertengahan 2017 ini, terbitlah buku yang berjudul The Sum of Small Things: A Theory of the Aspirational Class, yang ditulis oleh Elizabeth Currid-Halkett.

Buku tersebut masih membahas tentang perilaku orang kaya, sebagaimana yang dibahas oleh Veblen.

Namun, perilaku orang kaya yang ada saat ini sudah sangat berbeda dengan seabad lalu. Currid-Halkett menyebut orang kaya era sekarang sebagai "Aspirational Class" atau kelas aspiratif.

Orang kaya kekinian, menurut Currid-Halkett, hanya mengalokasikan sedikit kekayaan untuk membeli barang-barang konsumtif.

Mereka juga tidak hobi mengenakan baju mewah dan barang-barang mahal yang terlihat mencolok.

Sebaliknya, kekayaan ingin mereka manfaatkan sebesar-besarnya untuk meningkatkan kualitas kehidupan.

Salah satunya, mereka terobsesi dengan gaya hidup yang sehat dan berkualitas.

Orang berduit sangat gemar mengonsumsi sayur dan buah organik, rutin mengikuti kelas kebugaran, yoga, parenting, dan sebagainya.

Lainnya adalah mereka ingin lebih bahagia. Caranya, mereka gemar menjalankan hobi, hingga aktif di berbagai kegiatan sosial seperti memberi bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Dalam hal fesyen, alih-alih mengenakan barang-barang branded yang menyolok perhatian, orang berduit lebih suka membeli barang-barang biasa dan proses produksinya tidak eksploitatif, baik terhadap alam maupun manusia.

Hal ini terkonfirmasi dari gaya hidup para miliarder dunia. Sebut saja Mark Zuckerberg yang tiap hari memilih mengenakan kaos oblong. Demikian juga Bill Gate yang memilih mengenakan arloji Casio yang harganya hanya di bawah Rp 200.000.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved