Sudah 2 Hari Siswa SMAN 2 Langke Rembong-Manggarai Tidak KBM, Ternyata Ini Alasannya

Para guru menolak SK pengangkatan kembali Wilhelmus Jebadu sebagai kepala sekolah tersebut karena alasan sakit.

Penulis: Aris Ninu | Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG/ARIS NINU
Tarsi Jayagoni (mantan Plh Kepsek SMAN 2 Langke Rembong/kiri) bersama dua guru sekolah itu ketika ditemui Pos Kupang di ruangannya, Jumat (15/9/2017). 

Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Aris Ninu

POS-KUPANG.COM, RUTENG - Pengangkatan kembali Drs. Jebadu Wilhelmus menjadi Kepala SMAN 2 Langke Rembong, Kabupaten Manggarai memancing protes dari kalangan guru.

Para guru menolak SK pengangkatan kembali Wilhelmus Jebadu sebagai kepala sekolah tersebut karena alasan sakit.

Akibat protes guru, maka ratusan siswa di SMAN 2 Langke Rembong selama dua hari yakni Kamis (14/9/20187) dan Jumat (15/9/2017) tidak melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM).

 Para siswa masuk kelas tapi tidak ada KBM. Para guru melakukan aksi protes karena Dinas PPO NTT melalui UPTD Pendidikan Manggarai Raya bukannya mengangkat kepala sekolah baru, malah mengangkat kepala sekolah lama.

 Padahal sebelumnya di SMAN 2 Langke Rembong sudah ada PLH Kepsek bernama Tarsius Jayagoni yang mendapat SK sebagai PLH sejak tanggal 22 Agustus 2017 sampai 14 September 2017 .

“Saya sejak 22 Agustus sampai 14 September 2017 diangkat sebagai PLH Kepsek SMAN 2 Langke Rembong. Lalu ada SK lagi dari Dinas Pendidikan NTT yang mengangkat kembali kepsek yang lama yakni Jebadu Wilhelmus menjadi kepsek. SK tersebut membuat para guru protes."

Lingkungan SMAN 2 Langke Rembong Manggarai yang tampak sepi, Jumat (15/9/2017).
Lingkungan SMAN 2 Langke Rembong Manggarai yang tampak sepi, Jumat (15/9/2017). (POS KUPANG/ARIS NINU)

Kalau saya secara pribadi sudah terima tapi teman-teman guru merasa heran dan terkejut. Saya sejak dapat pemberitahuan kalau kepsek yang lama diangkat kembali saya sudah serahkan kunci dan semua tugas kepada kepsek yang lama.

Di SMAN 2 Langke Rembong sebelum saya menjadi PLH ada kepsek definitif lalu karena alasan sakit yang bersangkutan mengundurkan diri lalu saya jadi PLH. Sekarang ada SK baru kepsek lama diangkat lagi. Ini yang membuat guru-guru protes dan mogok mempertanyakan SK tersebut,” ujar Tarsius di ruang kerjanya, Jumat (15/9/2017) siang.

Tarsius yang ditemui bersama dua guru SMAN 2 Langke Rembong, Roberta Mutis dan Bernardus Nabu mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan sikap kepada UPTD Pendidikan Manggarai Raya. Pihaknya masih menunggu penjelasan dari Dinas Pendidikan NTT dan UPTD Manggarai Raya.

Roberta Mutis mengatakan, pihaknya merasa heran dan terkejut. Pasalnya, sudah ada PLH kenapa tidak ditetapkan jadi kepsek defenitif saja malah angkat kepsek lama yang kini sedang sakit.

“Kenapa tidak angkat kepsek baru. Bukan kami mogok agar Pak Tarsius jadi kepsek di SMAN 2 Langke Rembong, tapi kenapa tidak angkat saja kepsek yang baru. Kepsek yang lama diangkat lagi tapi kondisi sakit. Dinas Pendidikan NTT dan UPTD harus cek di lapangan. SK ini buat kami terkejut dan heran,”ujar Roberta.   

Roberta pun mengaku sudah dua hari sejak Kamis (14/9/2017) dan Jumat (15/9/2017) di SMAN 2 Langke Rembong tidak ada KBM.

Bernardus Jahor, Humas SMAn 2 Langke Rembong, mengatakan, pihaknya sudah menemui kepsek lama yang diangkat menjadi kepsek lagi di SMAN 2 Langke Rembong di rumahnya.

 “Begitu ada persoalan SK pengangkatan kepsek lama kami langsung ke rumah kepsek Jebadu Wilhelmus. Pak kepsek sempat sampaikan kalau ia sakit dan akan bertemu Dinas Pendidikan NTT melalui UPTD guna menyampaikan kondisinya,” ujar Bernardus.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved