Pekerjaan Pembangunan Prasarana Air Tanah untuk Air Baku di Sumba Timur di PHO
Dua paket pekerjaan yang akan dilakukan PHO tanggal 27 September 2017 mendatang di wilayah Sumba bagian timur
Penulis: Ferry Ndoen | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Ferry Ndoen
POS KUPANG.COM, KUPANG - Dua paket pekerjaan pembangunan sarana dan prasarana air tanah untuk air baku, di wilayah Pulau Sumba bagian timur siap di PHO. Jumlah ini dari total empat paket pekerjaan yang ditangani pada tahun 2017.
Sedangkan dua paket pekerjaan lingkup Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pengelolaan Air Tanah dan Air Baku (PATAB) PPK PAT-PAB IIII wilayah Sumba akan berakhir pekerjaannya sesuai masa kontrak pada 10 Oktober 2017 mendatang.
Kepala Satker NVT PATAB Nusa Tengara (NT) II, Dominggus Dama, ST, MT melalui PPK PAT-PAB III Wilayah Sumba, Nursyam Riyadi, SST membenarkan detail progress pekerjaan tersebut saat ditemui Pos Kupang.com, di Kupang, Kamis (14/9/2017).
Dua paket pekerjaan yang akan dilakukan PHO tanggal 27 September 2017 mendatang di wilayah Sumba bagian timur, yakni pembangunan sarana dan prasarana air tanah untuk air baku yang ada pada delapan titik.
Nursyam Riyadi didampingi Pengadministrasian Teknik (Kortek), Thomson A Tulle, SST dan Pelaksana Teknik (Peltek), Sofyan Umar Riyadi lebih jauh menjelaskan, khusus untuk Sumba Bagian Timur total pekerjaan menjadi sembilan titik dari.
"Out put yang dihasilkan ada tambahan satu titik sehingga menjadi sembilan titik dari rencana delapan titik yang diprogramkan. Ini berarti kinerja PPK bersama seluruh staf yang diayomi pimpinan Satker dan unsur pimpin BWS NT II ikut baik serta positif. Hal Ini dikarenakan ada sumur sumur existing yang kita sipilkan dan tingkatkan hingga jaringan. Dan satu titik itu berupa sumur atau hanya pengeboran," jelas Nusryam.
Khusus pekerjaan rehab total enam titik yang mana empat titik gunakan sistem solarsel. Pekerjaan rehab ini dari sebelumnya menggunakan sistem genzet menjadi sisten tenaga surya.
Sedangkan dua paket tetap menggunakan sistem genzet karena berada pada area permukiman cukup padat sehingga sulit gunakan solarsel karena keterbatasan lahan.
"Jika menggunakan sistem solarsel pada sumur itu maka membutukna area lahan kurang lebih 100m2. Titik rehab ini berada di wilayah Sumba Barat Daya," jelasnya.
Dia mengaku khusus di wilayah Sumba Barat Daya masih membutuhkan banyak kegiatan rehabilitasi sumur bor.
"Kalau gunakan solarsel hanya bisa beroperasi saat siang hari saat ada matahari. Namun jika menggunakan mesin genzet biaya operasional sangat mahal karena membutuhkan bahan bakar minyak. Namun sisi positif genzet bisa beroperasi siang malam," tambahnya.
Nursyam juga menjelaskan detail kebutuhan air setiap person yang mengacu pada peraturan Permendagri No 2/2006 dimana acuan aturan ini juga dipakai pihak PDAM dalam mengelolah kebutuhan air bagi masyarakat, yakni untuk masyarakat perdesaan 65 liter/orang/hari.
Dan kebutuhan air untuk masyarakat perkotaan kurang lebih 90 liter/orang per/hari atau sekitar 10 meter kubik kebutuhan air per kepala keluarga/bulan atau rerata 60 liter air/orang/hari. Hal ini mengacu pada pasal 1 ayat 8.
Tentang rencana pekerjaan tahun anggaran 2018 sesuai hasil asistensi program PAT-PAB III di Kementrian PUPR, Nusryam enggan menjawab hal itu karena untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan anggaran yang memiliki kewenangan menjelaskan ada pada tataran Kepala Satker atau Kepala BWS NT II, Ir. Agus Sosiwan, MT. (fen)+
PK/Ferry Ndoen
PPK PAT-PAB III Wilayah Sumba, Nursyam Riyadi