Benarkan Dunia Sudah Terbalik? Ini Dia 7 Kasus Pria yang Diperkosa Wanita
Tiga wanita itu adalah Sandra Ncube (21), Riamuhetsi Mlauzi (23), dan Mongywe Mpofu (25).Mereka memperkosa seorang pendeta gereja
Pria bernasib sial ini ditemukan tidak sadarkan diri di tepi Sungai Qayyumabad.
Kasus ini telah ditangani oleh kepolisian Karachi, India.
Namun sepertinya mereka mengalami kesulitan menciduk pelaku lantaran gadis-gadis liar itu berasal dari keluarga terpandang serta memiliki kedudukan sosial yang tinggi.
Mahasiswi Perkosa Bocah 14 Tahun!
Beberapa lalu, seorang mahasiswi berusia 20 tahun didakwa melakukan pemerkosaan saat 'berhubungan' dengan seorang anak laki-laki berusia 14 tahun di North Carolina, Amerika Serikat.
Perempuan muda tersebut dituntut setelah ibu dari anak laki-laki itu melaporkan dugaan hubungan gelap kedua orang itu kepada polisi.
Mahasiswi bernama Taylor Ashton Moseley itu bertemu dengan anak laki-laki tadi saat bekerja di sebuah bar di Surf City, setelah diperkenalkan oleh seorang sahabat.
Hubungan tidak senonoh itu dilaporkan terjadi pada Mei 2017, demikian menurut polisi negara bagian North Carolina, seperti diberitakan The Independent, Senin (25/7/2017).
Setelah ibu si anak laki-laki melaporkan hubungan itu, Moseley didakwa melakukan perbuatan tidak senonoh dengan anak kecil atau perkosaan menurut undang-undang setempat.
Selain itu, Moseley didakwa melakukan hubungan seksual dengan seorang anak di bawah umur.
Moseley, mahasiswi di East Carolina University, ditahan di Penjara Daerah Pender dan menunggu persidangan dengan uang jaminan sebesar 225.000 dollar atau Rp 3,2 miliar.
Menurut The Independent, kasus Moseley merupakan pelanggaran besar terbaru di negara bagian "Sabuk Alkitab" itu yang dituntut karena berhubungan dengan laki-laki di bawah umur.
Nenek 61 tahun Perkosa Cucunya Sendiri
Setelah menerima laporan dugaan melakukan hubungan intim dengan anak dibawah umur, Nenek jawo alias Harni (61) akhirnya diamankan oleh tim unit PPA Polresta Palembang, Rabu malam (19/7/2017).
Dengan wajah tertunduk lesu, wanita berusia lanjut ini pun menjalani pemeriksaan di unit PPA Polresta Palembang yang dilakukan oleh tim penyidik.
Menggunakan pakai gamis berwarna merah, jilbab putih dan mulut ditutup pakai masker nenek jawo ini pun menjawab satu persatu pertanyaan yang diajukan oleh tim penyidik.
Dirinya pun mengakui perbuatannya tersebut yang memang ia lakukan kepada AN selama ini.
" Ya pak semua tuduhan itu benar, " ujarnya.
Nenek yang bekerja sebagai pemulung ini mengatakan sudah lama melakukan hal tersebut dengan bocah yang telah dianggapnya seperti cucunya sendiri.
"Dia sering main ke rumah, tidur di rumah aku seharian, " katanya.
Lanjutnya, ia pun mengaku kalau dirinya melakukan itu atas dasar suka sama suka.
"Dia duluan yang suka gesek-gesek ke saya pak dari belakang. Siapa yang dak terangsang pak, " ujarnya.
Aduh, nek! Jangan gampangan!
Pria Afrika Malang yang Dipaksa Keluarkan Spermanya
Ya, ternyata ada lho sindikat pencurian sperma dimana korbannya adalah pria yang dipaksa mengeluarkan air maninya dengan cara diperkosa.
Kasus ini pernah menimpa seorang pria berusia 33 tahun di Afrika Selatan. Kejadiannya berangsung satu tahun lalu, yaitu pada 8 Mei 2015.
Saat ia berjalan-jalan, sebuah mobil tiba-tiba menghadangnya. Ada tiga wanita yang berada di mobil tersebut yang menodongkan senjata dan memaksanya masuk ke dalam.
Pria malang itu diberi minuman yang menyebabkannya ereksi dan tegang. Pria itu diperkosa di dekat Kota Port Elizabeth. Kemudian, seorang wanita mengambil air mani pria tersebut dan menaruhnya di dalam kotak pendingin.
Habis manis sepah dibuang, setelah mengumpulkan air mani, pria tersebut dilempar ke tanah kosong. Ternyata sindikat pencurian air mani di Afrika Selatan menjadi perhatian khusus kepolisian setempat. Pada tahun 2015 sebanyak 25 persen pria Afrika Selatan melaporkan telah diperkosa oleh wanita tak dikenal.
Diperkosa Perempuan Suku Papua
Tahun 2011 film berjudul "Lost in Papua" mengungkap kejadian bahwa ada fenomena dimana seorang pria juga bisa diperkosa, yaitu oleh perempuan suku Papua.
Film ini mengadegankan kejadian horros sex dimana Fauzi Baadilla diperkosa secara paksa dan bergiliran oleh perempuan suku Memberamo Tengah, Papua.
Merurut cerita dari mulut ke mulut, keberadaan para perempuan Suku Papua itu memang misteri adanya.
Sebagian percaya, mereka hidup di sekitar Memberamo Tengah, ada lagi yang mengatakan mereka berada di antara Waropen dan Memberamo, dan yang muncul dalam versi film Lost In Papua, perempuan suku ini berada di daerah Boven Digul.
Pada saat Fauzi Baadila dan dua pria lain tersesat di pedalamam Papua, mereka seakan tidak berdaya melanjutkan perjalanan.
Perempuan suku yang menemukan mereka tidak tahan untuk menahan nafsu sehingga setiap kali ada pria tersesat mereka memerkosanya demi mendapat benih keturunan sehingga suku mereka yang kebanyakan wanita tetap lestari adanya.
Kejadian dalam film itu katanya diangkat dari kisah nyata yang ditemukan di salah satu pedalaman Papua.
Padahal keberadaan suku perempuan itu sebenarnya telah dibantah tanyangan Expedisi Mamberamo yang di lakukan Yorris Raweyai dari salah satu acara di tv Swasta.
Yorris menjelaskan bahwa suku perempuan itu tidak ada, yang terjadi dalam film Lost in Papua adalah kesalahan interpretasi terhadap salah satu suku di Mamberamo.
Ketika itu ada sekelompok orang yang menuju kampung tersebut, dan karena takut, para perempuan mengambil peralatan perang dan ikut mengejar kelompok asing tersebut.
Nah, saat kelompok asing ini datang, para laki-laki di kampung itu sedang pergi ke kebun dan berburu, sehingga tidak tampak ada penduduk selain perempuan di kampung tersebut. Anggapan suku yang dihuni hanya oleh perempuan menjadi berbeda ketika dituangkan dalam film.
Yorris mengaku, saat dia masih muda, dia pernah menyusuri sungai Mamberamo ketika ia masih sebagai pemburu buaya. Setelah itu dia hijrah ke Jakarta dan menetap sampai sekarang.
"Mungkin juga yang di maksud suku perempuan adalah Suku Kiri Kiri di hulu sungai Rokfaler, yang menurut adat dalam suku, para perempuan merupakan tulang punggung ekonomi keluarga. Hal ini menyebabkan, kehidupan perempuan di sana dalam sehari harus pergi keluar kampung untuk meramu, menokok sagu dan berburu," ucapnya.
Jadi, sepertinya kasus pria diperkosa perempuan suku Papua bisa jadi hanyalah kabar burung belaka. Atau jika pun ada dalam film, nampaknya itu tidak nyata dan hanya fiksi semata.
"Pernyataan kisah nyata di atas patut di pertanyakan, nyata menurut siapa, apakah nyata berdasarkan berita burung dari mulur ke mulut? Memprihatinkan jika tanpa riset yang mendalam, film ini dibuat dan hanya mengulang kesalahan beberapa para sineas Indonesia yang membuat film tentang Papua.
"Secara langsung Lost in Papua dapat membangun interpretasi yang buruk bagi orang Papua, yang nanti terekam adalah orang Papua Kanibal dan terbelakang. Betapa menyedihkannya!" kata pemilik blog, John Rumbiak tentang film tersebut. (*)