Yulianis Sebut Penetapan Anas Urbaningrum Jadi Tersangka Merupakan Skenario
Saya sudah bicara ke KPK. Harrier enggak ada hubungannya dengan Hambalang, hati-hati bicara
POS KUPANG.COM -- Yulianis, mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Group, menilai penetapan Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sebagai tersangka oleh KPK, dilakukan dengan cara yang jorok.
"Betapa joroknya penegakan hukum oleh Indonesia, kebetulan (kasusnya) dipegang KPK," kata Yulianis saat memberikan keterangan dalam rapat Pansus Angket KPK di Gedung DPR, Jakarta, Senin (24/7/2017).
Yulianis menuturkan, Anas ditetapkan sebagai tersangka karena tuduhan uang proyek Hambalang. Uang tersebut lalu dibelikan mobil Toyota Harrier.
Ia mengutip pernyataan Ketua KPK saat itu, Abraham Samad, yang mengatakan Anas jadi tersangka karena mobil Harrier dari proyek Hambalang.
Padahal, Yulianis menuturkan, pembelian mobil Harrier itu berasal dari uang perusahaan Nazaruddin. Tetapi, ia membantah uang itu berkaitan dengan proyek Hambalang.
"Saya sudah bicara ke KPK. Harrier enggak ada hubungannya dengan Hambalang, hati-hati bicara. Saya bisa buktikan Harrier tidak ada hubungan dengan Hambalang. Tapi, KPK tetap pakai bukti permulaan Harrier untuk (penetapan) tersangka Anas," bebernya.
Yulianis menuturkan, mobil Harrier dibeli pada 2009 dengan uang muka Rp150 juta, kemudian pembayaraan selanjutnya menggunakan cek.
"Dalam catatan saya, laporan keuangan pembelian aset mobil Harrier (sebagai aset perusahaan). Tidak ada dalam catatan saya, penyogokan Anas (dengan) mobil Harier," jelas Yulianis.
Ia pun melihat penetapan Anas sebagai tersangka merupakan skenario, sebab Nazaruddin memaksa anak buahnya, Marisi Matondang, memberikan kesaksian palsu.
Kesaksian itu terkait pembelian mobil menggunakan uang proyek Hambalang.
Padahal, proyek tersebut berlangsung pada 2011.
"Skenarionya, Marisi bawa Rp 700 juta ke saya untuk membeli mobil. Saya beli diganti cek. Rp 700 juta itu, kata Nazar, uang Hambalang. Padahal, Marisi tidak pernah serahkan uang itu. Rp 100 juta saja tidak pernah (bawa ke saya)," paparnya.
Yulianis mengetahui hal tersebut dari pernyataan Marisi Matondang.
Skenario itu disampaikan Nazaruddin saat Marisi diperiksa KPK.
"Waktu saya (Marisi) diperiksa (terkait Harrier), Nazar masuk ruang penyidikan tiba-tiba. Nazar yang terangkan ke penyidik, skenario itu," beber Yulianis menirukan ucapan Marisi.