Tak Berminat Jadi Petani Banyak Anak Muda TTS Pilih Merantau
Saya selalu katakan ini abu-abu. Karena nanti mereka pergi pulang, pergi pulang. Hitam tidak hitam, yang putih tidak putih
Penulis: omdsmy_novemy_leo | Editor: Alfons Nedabang
Laporan Wartawan Pos Kupang.com, Novemy Leo
POS KUPANG.COM, SOE -- Kepala Dinas Pertanian dan Hortiultura Kabupaten Timor Tengah Sselatan (TTS), Otnial Neonane mengungkapkan banyak anak muda TTS tidak berminat menjadi petani. Mereka memilih merantau dengan daerah tujuan Pulau Kalimantan, Malaysia dan Singapura.
Otnial menyesalkan sikap anak muda seperti itu. Menurutnya, keputusan keluar dari TTS identik dengan membuang emas di kampung halaman lalu mencari dan mendapatkan perunggu di tanah rantau.
"Mereka lebih tertarik setiap minggu hitung duit tapi sesungguhnya tidak cukup. Sebenarnya ada amas ada di kampung, kita menggali emas ini lalu kita pakai tidak akan habis malah kita akan berjaya. Tapi mereka lebih suka pergi cari perunggu di daerah lain," kata Otnial saat ditemui Selasa (11/7/2017)..
Menurut Otnial pekerjaan di tanah rantau tidak menjanjikan jika tidak ada ketrampilan dan keahlian yang dimiliki pekerja. Apalagi jika uang yang dihasilkan tidak dipergunakan dengan sebaiknya.
"Saya selalu katakan ini abu-abu. Karena nanti mereka pergi pulang, pergi pulang. Hitam tidak hitam, yang putih tidak putih. Pulang datang bawa uang Rp 20 sampai Rp 30 juta. Datang beli semua termasuk daun ubi juga beli, akhirnya tidak cukup lalu mereka kembali lagi. Sampai disana kembali lagi, tidak cukup, kembali lagi," kata Otnial.
Mengenai intervensi dinas untuk mengarahkan anak muda kembali ke lahan pertanian, Otnial mengatakan, pihaknya sedang melakukan pembinaan terhadap kelompok tani yang beranggotakan anak muda di berbagai wilayah. Kelompok tani itu dibina selama tiga bulan. Sejauh ini pembinaan itu berhasil.
"Ada kelompok tani Idola Bersama di Desa Malalete di Kecamatan Amanuban Barat, mereka menanam sayur dan saat panen, setiap anggota mendapat pembagian hingga Rp 15-17 juta. Mereka langsung cash sepeda motor. Kenapa tadi saya katakan menggali emas itu ya demikian," kata Otnial.
Otnial berharap anak muda di TTS bisa kembali menjadi petani dan bekerja di lahannya sendiri.
"Dua tahun kemudian kita sudah maju luar biasa. Karena kebun sudah jadi, panen pisang sudah oke, ubi sudah ok, tanama kelapa, kemiri, kopi juga sudah oke. Kalau kita keluar daerah, memang ada duit tapi tidak ada hasil pertanian. Hanya pulang bawa duit, beli kembali hasil pertanian semua, nanti kta bolak balik lagi tidak jelas," kata Otnial. (*)