Cita-citanya Jadi Dokter Pun Kandas, Mata Gadis Cilik Ini Buta Akibat Malapraktik
Kondisi badan dan wajah cucunya melepuh seperti terbakar. Bagian kelopak matanya mengalami luka bakar paling parah.
"Dokter di Rumah Sakit Bunda Thamrin bilang, Putri gosong badannya dan nggak bisa lihat akibat salah obat yang dikasih orang klinik. Karena, Dokter yang bilang itu juga memeriksa obat yang berasal dari klinik itu," terangnya.
Kata Rosma, saat itu Putri dirawat selama sebulan lebih di Rumah Sakit Bunda Thamrin, Medan. Selain itu, beberapa rumah sakit lainnya seperti RS Permata Bunda, kemudian harus juga membawa Putri berobat ke rumah sakit spesialis mata.
Tak sampai di situ saja, berbagai upaya tetap dilakukannya guna memperoleh kesembuhan cucunya.
Hingga mereka membawa Putri ke Rumah Sakit International Specialist Eye Centre (ISEC) di Kuala Lumpur, Malaysia.
Tindakan yang dianjurkan oleh dokter di Kuala Lumpur, yakni operasi transplantasi stemsel mata. Dengan perkiraan biaya operasi 60 Ringgit atau sekitar Rp 200 juta.
Belum lagi memikirkan persiapan biaya operasi tersebut, sejak setahun terakhir, mereka telah kehabisan biaya sedikitnya Rp 150 juta untuk biaya pengobatan Putri.
Biaya itupun mereka kumpulkan tidak mudah, yakni dari bantuan bibi Putri yang mau membantu mereka sedikit-sedikit. Serta dari pihak klinik yang juga membantu sedikit dari biaya perobatan.
Ibu Putri, Novia Citra Utami hanya bekerja sebagai sales proyektor yang hanya berpenghasilan pas-pasan. Sedangkan ayahnya, Dendi Azhari Rizaldi tak lagi pernah berkabar.
Kini pihak keluarga nyaris patah arang untuk mengobati Putri atau yang akrab disapa Ara.
Ditanya soal dugaan malpraktik, Nenek berhijab merah jambu ini sama sekali tidak menaruh dendam terhadap pihak klinik. Dia hanya fokus bagaimana memperoleh kesembuhan cucunya.
"Kasihan juga nanti bidannya. Kalau kita tuntut, dia bisa kehilangan pekerjaan. Dan aku yakin, dulunya dia juga tidak berniat buruk untuk cucuku," ucapnya.
Akibat sakit yang dideritanya, setahun terakhir putri sudah jarang masuk sekolah.
Putri hanya bersekolah dalam sebulan paling banyak empat kali. Karena matanya sering perih jika terpapar cahaya matahari.
Kesehariannya, putri hanya bermain di rumah bersama adiknya yang juga mengalami cacat akibat jatuh waktu masih bayi.
Namun saat Tribun-medan.com mendatangi kediamannya, Putri menunjukkan semangatnya untuk bersekolah.