Kisah Bung Hatta Tak Mampu Beli Sepatu Bally
Bung Hatta sangat ingin membelinya, tapi apa daya uang di kantungnya belum mencukupi.
BANGKAPOS.COM - Seorang pria paruh baya duduk di kursi empuk ruang tunggu Bandara Internasional Adi Sucipto Yogjakarta. Dia tersenyum.
Sebagai seorang petinggi pemerintahan, senyumnya tentulah harus berwibawa. Apalagi saat itu dia tengah menggandeng seorang wanita yang begitu menarik. Begitu mengundang hasrat.
Tapi mata ini justru tertarik memelototi sepatu yang dikenakannya. Benar-benar mengkilat saat kakinya disilangkan ke depan.
Di rumah, ujar dia, ada lebih dari empat pasang.
Ugh.ngomong-omong tentang sepatu Bally, ingatan ini mendadak teringat kepada kisah Bung Hatta dan sepatu Bally-nya. Pada tahun 1950-an, Bally sudah menjadi sebuah merek sepatu bermutu tinggi dan mahal harganya.
Bung Hatta, wakil presiden pertama RI, sangat berminat memilikinya.
Tak sengaja dia membaca sebuah iklan sepatu Bally di sebuah koran yang mempromosikan tempat dijualnya sepatu idaman tersebut.
Bung Hatta sangat ingin membelinya, tapi apa daya uang di kantungnya belum mencukupi.
Karena begitu kepengen akhirnya Bung Hatta menggunting potongan iklan tersebut.
Siapa tahu ketika ada rezeki lebih nanti, tak perlu repot-repot mencari informasi di mana harus membeli sepatu itu di Jakarta.
Namun, uang tabungan tampaknya tidak pernah mencukupi. Selalu saja terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu kerabat dan handai taulan yang datang meminta pertolongan.
Hingga akhir hayatnya, sepatu Bally idaman Hatta tidak pernah terbeli karena tabungannya tak pernah mencukupi.
Banyak orang yang tidak percaya, bahwa hingga sampai akhir hayatnya Hatta masih menyimpan guntingan iklan sepatu Bally tersebut, tanpa pernah mampu membelinya.
Kertas usang itu menjadi saksi keinginan sederhana dari seorang Hatta, sang proklamator, founding father republik ini.
Jika ingin memanfaatkan posisinya waktu itu, sebenarnya sangatlah mudah bagi Hatta untuk memperoleh sepatu Bally.