Di Malang, 4 Siswa SD Disetrum Kepala Sekolahnya
Dilansir oleh Kompas.com, didampingi oleh ibunya, Anita, RA mengatakan bahwa penyetruman yang dianggap sebagai terapi itu dialaminya pada Selasa (25/4
Setelah menjalani penyetruman itu, keempat siswa itu mengalami gangguan kesehatan yang berbeda-beda.
Ada yang merasa pusing, lemas hingga mimisan.
Anita, orangtua RA mengaku mendapat informasi penyetruman kepada anaknya itu dari teman-temannya di sekolah.
"Di rumah dia sempat mimisan. Tapi tidak mengaku," katanya.
Setelah ia mendapati informasi apa yang terjadi kepada anaknya, ia langsung mendatangi pihak sekolah pada Kamis (27/4/2017), dua hari setelah kejadian.
Kepada para orangtua siswa itu, pihak sekolah tidak menampik adanya penyetruman dan mengaku melakukannya untuk tujuan terapi listrik.
Pihak sekolah juga mengeluarkan pernyataan permintaan maafnya karena melakukan terapi itu tanpa sepengetahuan orangtua siswa yang bersangkutan.
Pihak sekolah juga berjanji untuk tidak melakukannya lagi.
Pernyataan tertulis itu ditandatangani oleh Kepala SDN 3 Lowokwaru, Tjipto Yhuwono.
"Pernyataan dikeluarkan oleh pihak sekolah dan bermaterai," katanya.
Sementara itu, Kepala SDN Lowokwaru 3 Kota Malang, Tjipto Yhuwono enggan dikonfirmasi terkait terapi listrik itu.
Ia enggan menjelaskan tentang terapi listrik yang dilakukannya kepada siswanya itu.
"Ngapunten enggih. Besok saja ketemu. Sekarang saya masih ada acara," katanya, Senin (1/5/2017). (Kompas.com/Andi Hartik/Tribun Jatim)