Sampai Sini Saya Bersamamu Bli! Saat Nengah Suwitri Dilarang Dikuburkan Dengan Janinnya

Ni Nengah Suwitri (23) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri pada hari Sabtu (8/4/2017) lalu.

Editor: Rosalina Woso
Istimewa
Jenazah Suwitri usai diturunkan dari pohon boni. 

"Warga yang mengetahui hal tersebut, selanjutnya melaporkan kepada Polsek Kintamani. Dan dari laporan warga yang masuk pada pukul 21.00 Wita, pihak kami langsung menuju ke TKP," ucap Sumena.

Dari hasil olah TKP, identifikasi, pemeriksan medis dan keterangan para saksi disimpulkan bahwa Suwitri meninggal dunia murni akibat bunuh diri dengan cara gantung diri karena ditemukan tanda-tanda umum korban meninggal gantung diri dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Hal tersebut dipertegas dari hasil pemeriksaan Tim medis polsek Kintamani, Nyoman Suwarti yang dikatakan oleh Kanit Reskrim Polsek Kintamani, Dewa Gde Oka bahwa pada leher korban didapat luka bekas jeratan, pada kemaluan juga keluar air seni, diperkirakan korban meninggal 5 jam yang lalu.

Sedangkan untuk motif kejadian, Oka mengatakan, bahwa Suwitri bunuh diri akibat permasalahan keluarga, yaitu karena korban tidak cocok dengan keluarganya dan sering terlibat cekcok.

Hal tersebut didukung dengan bukti-bukti berupa SMS dan surat wasiat yang ditinggalkan.

"Sebelum kejadian bunuh diri, korban sempat memberi tahu suaminya melalui SMS yang mengatakan, bahwa ia akan pergi jauh dan ditemukan surat wasiat di kamar korban sebagai petunjuk bahwa korban meningggal murni akibat bunuh diri," ujar Oka.

Sepucuk surat serta pesan singkat (SMS) kepada suaminya
Surat wasiat Suwatri Surat wasiat Suwitri (Istimewa)

Isi surat tersebut berbunyi:

"Tek amone cang marengin bli hidup dini. Jani cang kel mulih.
Melahang bli mejalan, nu lantang tuwuh bline.
Cang nunas sica, pang sing ade murta rauh mai ke pekarangane.
Ne pang sing nemu slamet ane ngoyong di karang ne...
Cang mepamit dini, cang kar ngayah, de sebetange cang...
Ape ye ade di kamare ker idih.
Kekelang cang ngayah..."

(Sampai di sini saya hidup bersamamu bli. Sekarang saya akan pulang. Baik-baik bli menjalani hidup karena hidup bli masih panjang. Saya berdoa agar tidak ada Murta datang ke pekarangan rumah ini. Ini agar tidak menemukan keselamatan untuk yang tinggal di pekaranganne. Saya pamit, saya akan ngayah. Apa yang ada di kamar saya minta untuk bekal ngayah) (Tribun Bali.Com)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved