Pengakuan Ayah yang Anak Kembarnya Tewas: 'Mereka Lebih Baik Bersama Tuhan, Ketimbang di Suriah'

Betapa tidak, banyak warga sipil yang menjadi korban tewas dari serangan biadab tersebut, tak terkecuali anak-anak kecil yang meregang nyawa dihantam

Editor: Alfred Dama
Asaad Hanna
Youssef menggendong jenazah anak kembarnya. 

"Anak-anak saya, Ahmad dan Aya, serta istri saya... mereka tewas dimartir. Seluruh keluarga saya hilang," kata Youssef.

Youssef mengatakan dirinya sempat pingsan dan terbangun di rumah sakit beberapa jam kemudian.

Dia harus menghadapi kenyataan yang sungguh pahit: seluruh keluarganya meregang nyawa.

Menurut Youssef, sekitar 25 anggota keluarganya tewas hari itu di Khan Sheikhoun.

"Saudara laki-laki, anak-anak mereka, dan sepupu mereka. Sekitar 25 orang keluarga saya meninggal dimartir," tutur Youssef.

Foto Youssef yang membopong jenazah kedua anaknya yang terbungkus kain kafan, mendadak viral di dunia maya.

Youssef diabadikan saat berada di sebelah liang lahat, menggendong kedua anak kembarnya.

Terekam pula, Youssef tengah berlutut di sebelah pusara anak kembarnya dan terus menerus menangis.

"Saya menangis, tapi ini tangis kebahagiaan," kata Youssef.

Sebab, menurutnya, anak-anaknya kini tengah bersama Tuhan, dan itu lebih baik ketimbang hidup di Suriah.

"Anak-anak saya bukan anak-anak pertama yang tewas," katanya sambil menangis.

Seperti diketahui, Youssef dan keluarganya tinggal di daerah pesisir utara Khan Sheikhoun, yang terletak di Provinsi Idlib.

Pada Selasa (4/4/2017), serangan udara menghantam sebuah area yang jaraknya hanya beberapa meter dari kediamannya.

Dan, itu bukan serangan biasa, melainkan serangan bom kimia yang menyasar para pemberontak saat tengah terlelap.

Istri dan anak-anak Youssef merupakan satu dari sekian banyak korban tewas serangan kimia yang disebut-sebut paling mematikan selama di Suriah.

Penyelidikan tengah dilakukan untuk mengetahui pihak yang bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan setidaknya 70 orang itu.

Militer Suriah membantah menggunakan senjata kimia, mereka malah menyalahkan pihak pemberontak atas serangan tersebut.(Rendy Sadikin )

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved