Breaking News

Berita Sumba

Babi Mati Mendadak, Warga Minta Penjelasan Dinas Peternakan Sumtim

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Timur, diminta penjelasannya melalui Dinas Peternakan setempat.

Penulis: John Taena | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/JOHN TAENA
Gusti Hanggar (32), warga Padadita, Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Sumba Timur, salah satu pemilik ternak babi yang mengeluh karena ternaknya mati selama ini. Rabu (29/3/2017) 

Laporan Wartawan Pos Kupang, John Taena

POS KUPANG.COM, WAINGAPU -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Timur, diminta penjelasannya melalui Dinas Peternakan setempat.

Pasalnya sejauh ini warga belum mengetahui penyebab ternak babi mereka mati mendadak di daerah itu.

Gusti Hanggar (32), warga Padadita, Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, kepada Pos Kupang.com, di kediamannya, Rabu (29/3/2017), menjelaskan selama satu bulan terakhir, ternak babi milik warga diserang penyakit mematikan.

Babi yang sedang hamil ini membawa embrio 'babi-manusia' di janinnya.
Babi yang sedang hamil ini membawa embrio 'babi-manusia' di janinnya. (via BBC INDONESIA)


Sementara petugas dari dinas peternakan yang datang untuk memberi vaksinasi, tidak penah menjelaskan jenis penyakit atau virus yang menyarang ternak babi milik warga.

"Petugas dinas peternakan datang untuk suntik tapi tetap saja mati. Mereka bilang ini virus tapi tidak tau jenis virus apa?" terangnya.

Beternak Babi
Beternak Babi (Tribunnews)


Kerugian yang dialami oleh para pemilimk ternak babi di daerah, katanya, mencapai puluhan juta. Pasalnya rata-rata ternak babi milik warga yang mati itu berkisar lima hingga 10 ekor per kepala keluarga.

Dikatanya "Saya punya ada tujuh ekor yang mati dan sekarang tinggal tiga ekor yang masih bertahan. Seandainya tidak mati berarti kita bisa dapat empat atau lima juta per ekor kalau dijual." (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved