ASTAGA! Gara-gara Cemburu, Ibu Hamil Gantung Diri di Kamar Tidur
Ny. Merti Uas (34), warga RT 01 RW 1 Desa Nunmafo, Kecamatan Amabi Oefeto Timur, yang sementara hamil 34 minggu, nyaris tewas di kamar rumahnya, Sabtu
Laporan Wartawan Pos Kupang, Julianus Akoit
POS-KUPANG.COM, OELAMASI -- Ny. Merti Uas (34), warga RT 01 RW 1 Desa Nunmafo, Kecamatan Amabi Oefeto Timur, yang sementara hamil 34 minggu, nyaris tewas di kamar rumahnya, Sabtu (4/3/2017) sekitar pukul 13.00 wita, ketika berusaha menggantung dirinya pada seutas tali.
"Beruntung korban diselamatkan oleh suaminya sendiri dan bergegas menurunkan istrinya yang sedang tergantung. Kalau suaminya terlambat, pasti sudah tewas. Korban kini sedang dirawat di Puskesmas Oenuntono," jelas Kepala Puskesmas Onuntono, John Tasaeb, Sabtu (4/3/2017) siang.
Korban dirawat di Puskesmas Oenuntono, kata Tasaeb, karena mengalami konstraksi rahim berulang-ulang kali. "Semoga bayinya selamat," harap Tasaeb.
Alasan lain, korban dirawat di Puskesmas Oenuntono, agar korban diawasi secara ketat oleh 5 orang bidan dan perawat. Sekaligus untuk pemulihan kondisi psikologis korban.
Sebelumnya, lanjut Tasaeb, keluarga korban dan keluarga suami adu argumentasi di Puskesmas Oenuntono untuk membawa pulang korban supaya dirawat di rumah.
"Dari pada mereka ribut dan bertikai fisik, saya kasih jalan tengah supaya korban dirawat di puskesmas. Ada 5 bidan dan perawat yang bisa mengawasi dan merawatnya. Sekaligus memantau kesehatan janin," jelas Tasaeb.
Ditanya apa motif korban hendak bunuh diri, Tasaeb mengaku tidak mengetahui persis. Namun dari cerita kerabat korban, tindakan nekat itu dilakukan karena cemburu kepada suami.
"Begini ceritanya. Suami korban hendak pergi melayat orang mati di desa tetangga. Yang meninggal masih keluarga dekat. Lalu suami minta izin kepada korban. Tapi korban bilang ia harus ikut," cerita salah satu kerabat korban melalui telepon genggam.
Meski dilarang suami tidak boleh ikut, karena sedang hamil tua, korban bersikeras ingin ikut. Korban, lanjutnya sering marah-marah kepada suami karena cemburu buta. Dan sudah punya dua anak. Dan sekarang kehamilan untuk anak ketiga.
"Korban cemburu, takut suaminya bertemu selingkuh dengan alasan melayat orang mati. Meski sudah dijelaskan dan membantah kecurigaan itu, korban tidak percaya dan memaksa harus ikut agar bisa mengawasi suaminya," jelas sumber itu.
Karena kesal, suami korban keluar sebentar untuk meminjam uang di tetangga supaya bisa pergi melayat.
"Saat kembali ke rumah dan masuk kamar, korban sedang mengalungkan tali di leher lalu berusaha tergantung tapi cepat ditangkap suami, melepaskan ikatan menurunkan korban," jelasnya.
Lima orang bidan dan perawat di Puskesmas Oenuntono dipimpin bidan koordinator, Ny. Ariati Helda Riu, menjemput korban di rumahnya lalu membawa korban ke Puskesmas Oenuntono untuk dirawat.*