Sebelum Kapal Dharma Kencana VIII Tenggelam di Labuan Bajo, Ayah Buang Anak dari Atas Kapal

Sebanyak 142 penumpang dan 36 Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Roro Dharma Kencana VIII (bukan Dharma Kencana XIII), yang tenggelam di Perairabn Labuan Baj

Editor: Alfred Dama
Net
Dharma Kencana VIII dalam pelayaran 

POS KUPANG.COM, LABUAN BAJO -- Sebanyak 142 penumpang dan 36 Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Roro Dharma Kencana VIII (bukan Dharma Kencana XIII), yang tenggelam di Perairabn Labuan Bajo, Jumat (14/10/2016), selamat.

Salah satu penumpang yang selamat berusia lima tahun bernama Yosep Irfantos Ngole, dibuang ayahnya dari atas kapal ke perahu karet yang berjarak sekitar 20 meter dari posisi kapal tersebut.

Kapal Roro Dharma Kencana VIII yang mengangkut 142 penumpang meninggalkan Pelabuhan Labuan Bajo pukul 19.15 Wita setelah sebelumnya menempuh perjalanan dari Maumere, Kabupaten Sikka.

Baru berlayar sekitar 15 menit atau pukul 19.30 Wita, meninggalkan Pelabuhan Labuan Bajo, badan kapal tiba-tiba bergetar tetapi masih terus berjalan. Setelah bergetar selama satu menit, terdengar bunyi dentuman yang keras. Saat itu kapal berada di sekitar Pulau Bidadari dan Pulau Pungu di perairan Labuan Bajo.

Petugas kapal mengumumkan agar penumpang jangan panik. Beberapa saat kemudian, badan kapal miring dan semua lampu di dalam kapal padam lalu badan kapal oleng seperti gempa bumi. Semua penumpang panik dan huru-hara mencari pelampung.

Dalam suasana hiruk-pikuk meluputkan diri, seorang anak berusia lima tahun bernama Yosep Irfantos Ngole, dibuang dari atas kapal oleh ayahnya untuk menghindar dari maut.

Yosep dibuang ke arah perahu karet dari ketinggian sekitar 20 meter dari atas kapal tempat sang ayah berdiri.

"Dia dilempar dari atas kapal oleh bapaknya ke perahu. Perahu itu dikeluarkan dari dalam kapal. Saat bapaknya melempar anak kami ke perahu, belum ada orang di atas perahu itu. Setelah melempar anak, bapaknya lompat ke dalam perahu itu lalu menyusul saya yang lompat," kata ibu dari Yosep, Emiliana Resi.

Dia ditemui bersama beberapa anggota keluarganya di pinggir jalan umum dekat Hotel Kharisma Labuan Bajo, Sabtu (15/10/2016) pagi.

Penuturan yang sama disampaikan oleh anggota keluarganya, Kristoforus DeE, saat ditemui di tempat yang sama.

"Saat dilempar ke perahu, dia tidak menangis dan aman karena perahu itu berbahan karet. Malah saat tiba di hotel dia meniru lagi bagaimana posisinya saat dia dilempar. Dia tidak tahu kalau kapal itu mau tenggelam, dia kira gempa bumi," tutur Kristoforus.

Sebelum mendapat pertolongan, sejumlah penumpang menangis dan ada yang mengaku berdoa di dalam hati.

"Waktu naik ke dek atas kami menangis. Saya menangis dan berdoa dalam hati. Lalu saat disuruh turun ke dek bawah, kami melihat ada kapal kayu yang ditumpangi bule (turis) lewat. Kami teriak, tolong, tolong, tolong, sambil melambaikan tangan. Beruntung orang di kapal itu dengar sehingga mereka datang membantu," kata Emiliana.

Mereka menyampaikan, sekitar enam perahu karet milik kapal tersebut diisi oleh penumpang. Selain itu, ada empat kapal kayu yang kebetulan melintas di sekitar tempat kejadian, datang membantu. Selanjutnya sejumlah armada kapal kayu lainnya datang. Semua penumpang yang berada di perahu karet diarahkan untuk pindah ke kapal kayu, lalu dievakuasi ke Labuan Bajo.

Hal senada di sampaikan oleh Asti Laba. Ia menjelaskan, mereka naik kapal naas itu dari Maumere. Dalam pelayaran Maumere-Labuan Bajo lancar tanpa hambatan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved