Sopir 'Dwi Putra' Loncat dan Biarkan Mobil Jalan Tak Tentu Arah
Ketika laju mobil tak bisa dikendalikan di jalan menurun, para sopir, salah satunya bernama Lois membuka pintu, kemudian loncat dan melarikan diri
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Marsel Ali
Laporan wartawan Pos Kupang,Eugenius Mo'a
POS KUPANG.COM, RUTENG---Korban kecelakaan lalu lintas angkutan bus kayu, 'Dwi Putra', Kamis pagi (14/7/2016), mengungkapkan, tiga orang sopir duduk di bangku depan mobil tersebut.
Ketika laju mobil tak bisa dikendalikan di jalan menurun, para sopir, salah satunya bernama Lois membuka pintu, kemudian loncat dan melarikan diri.
"Saya lihat waktu (mobil) mulai lari sembarang. Terakhir kali sebelum terguling dekat sawah, tiga orang sopir duduk di kursi depan membuka pintu, lompat dan menyelamatkan diri. Mobil dibiarkan lari tidak tentu arah," kata Wilhelmus Jamur (58), salah seorang korban musibah kepada Pos Kupang di RSUD Ruteng, Jumat siang (15/7/2016).
Wilhelmus mengalami patah tulang duduk (tulang ekor) dan luka-luka lecet . Putra Wilhelmus, Arnoldus Priyanto Arjo (11), murid kelas VI sekolah dasar mengalami patang paha kiri.
Hari Jumat siang, Arjo dibawa pulang sanak famili berobat ke dukun patah tulang di Kampung Kajong, Kecamatan Reok Barat.
Angkutan melayani trayek Lembor-Tentang, Kabupaten Manggarai Barat, dua kali pecah ban. Menurut Wilhelmus, angkutan melaju sangat kencang seperti sulit dikendalikan menciptakan kepanikan penumpang.
Seluruh penumpang, sekitar 30-an orang teriak ketakutan. Akhirnya, mobil masuk tikungan dan terguling ke sawah.
"Sopir lari keluar dari pintu depan dengan kondisi mesin masih hidup. Mobil masuk sawah, lokasinya agak miring kemudian terguling. Ada yang luka berat dan ada yang luka ringan," ujar Wilhelmus.
Kecelakaan bis kayu hari Kamis pagi di Jembatan Wae Kotar, Kampung Sano, Desa Momol, Kecamatan Ndoso, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) diduga karena rem blong. Sejumlah 10 penumpang menderita luka berat dirujuk ke RSUD dr.Ben Mboi, Ruteng. *