Belum Selesai Makan, Dengar Orang Teriak Kios Terbakar

Semua orang pada sibuk. Ada yang berusaha membongkar puing-puing reruntuhan guna menyelamatkan barang yang lolos dari kobaran api, ada yang memperhati

Penulis: Fredrikus Royanto Bau | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG/EDY BAU
Inilah rumah milik Lili Lesu Bau yang terbakar, Rabu (15/6/2016) sore. 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Edy Bau

POS KUPANG.COM, ATAMBUA -- Semua orang pada sibuk. Ada yang berusaha membongkar puing-puing reruntuhan guna menyelamatkan barang yang lolos dari kobaran api, ada yang memperhatikan petugas pemadam kebakaran yang sedang menyemprotkan air ke arah rumah. Ada yang hanya sekedar melihat-lihat.

Namun pria paruh baya yang mengenakan helm sepeda motor berwarna hitam hanya duduk terdiam. Sambil menatap ke arah rumah yang terbakar, pria ini menguping pembicaraan salah satu saksi mata kebakaran kepada wartawan.

Ketika ada informasi bahwa rumah yang terbakar itu diduga karena ada simpan bensin di kios yang sudah lebih dahulu terbakar, barulah pria ini buka mulut.

Pria ini adalah Johanes Tahu alias John Lala pemilik kios yang terbakar dekat simpang central Atambua, RT 001 Kelurahan Berdao Atambua pada Rabu (15/6/2016) sore sekitar pukul pukul 15.00 wita. Dia langsung klarifikasi bahwa dirinya tidak menjual ataupun menyimpan bensin di kios itu.

"Tidak ada bensin. Saya hanya jual minyak tanah tapi minyak tanah sudah habis," kata John.

Dia mengaku saat kebakaran itu dirinya sedang berada di luar untuk makan. Dan kios dalam keadaan terkunci. Dia meninggalkan kiosnya sekitar pukul 14.30 wita menuju agen bus untuk mengirim sepeda motor ke Kupang. Sepulang dari agen bus, dia sempat kembali ke kios lalu keluar lagi menuju lokasi pembangunan rumaj barunya di tempat lain untuk makan siang.

Namun baru saja dirinya menyantap makanan, terdengar teriak orang bahwa ada ke kabakaran. Dirinya bergegas ke rumah namun mendapati api sudah membesar melalap kios miliknya serta rumah permanen milik adik iparnya yang langsung tersambung dengan kios miliknya.

"Saya baru mau makan, belum sampai lima menit, tiba-tiba ada orang teriak bilang kios terbakar. Saya lari datang, api sudah besar dan merambat ke rumah besar," urainya.

Dikatakannya, sudah hampir enam bulan dirinya bersama isterinya membuka kios di depan rumah itu. Dan rumah permanen itu hanya ditinggali adik iparnya Lili Lesu Bau yang bekerja pada pemkab Belu sesama salah satu adik lainnya.

Saat kebakaran itu, lanjut John, posisi kiso sedang terkunci, begitupun dengan rumah permanen juga terkunci karena adik iparnya, Lili Lesu Bau sedang bertugas ke Jakarta. Sementara adik yang juga tinggal di rumah itu sedang pulang kampung karena sudah libur sekolah.

Saat ini dirinya tidak bisa berbuat banyak selain pasrah. Pasalnya seluruh isi kios yang ditafsir sekitar Rp 10 juta ludes terbakar. Begitupun seisi rumah besar yang didiami adik iparnya tidak ada yang bisa diselamatkan selain bebeberapa helai kain adat yang ditaruh di dalam lemari. "Kalau kios saya tidak tahu pasti karena isteri yang tahu. Belum lagi rumah besar ini. Kami pasrah sudah. Kecewa tapi mau bagaimana lagi. Ini musibah bagi kami," katanya.

Salah satu saksi mata, Maksi Mau Bele kepada wartawan di lokasi mengatakan, dirinya bukan satu-satunya orang yang melihat kebakaran pertama kali, namun dirinya saat kebakaran berada dalam jarak sekitar 30an meter dan melihat ada kepulan asap dan nyala api.

Mengetahui adanya kebakaran, dirinya lantas menghubungi pimpinannya Kabid Kebersihan Dinas PU untuk menghubungi pemadam kebakaran.

"Saya hubungi pimpinan saya, tidak lama berselang dua truk pemadam datang disusul Water canon Polres Belu," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved