Yusril dan Ahmad Dani Hanya Jadi Catatan Kaki Ahok

Dibanding Ahok, yang lain hanya catatan kaki. Orang seperti Yusril dan Ahmad Dhani mereka hanya catatan kaki untuk melawan Ahok

Editor: Ferry Jahang
Kompas.com/David Oliver Purba
Kompas.com/David Oliver Purba Bakal calon Gubernur DKI, M. Idrus hadir dalam acara talkshow di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (10/5/2016) 

POS KUPANG.COM, JAKARTA--Pesta demokrasi terbesar DKI Jakarta semakin dekat. Para bakal calon yang bersaing memperebutkan kursi DKI 1 sedang menyusun strategi mendapatkan simpatik dari masyarakat Ibu Kota.

Namun, petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih tetap menjadi buah bibir di setiap pembicaraan diskusi yang membahas tentang calon Gubernur DKI.

Di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, sebuah diskusi bertajuk "Fenomena Pilgub DKI 2017" mempertemukan para bakal calon gubernur, seperti Ahmad Dhani, Hasnaeni Moein "Wanita Emas", M Idrus dan Edysa Girsang.

Dihadiri banyak bakal calon Gubernur DKI, pengamat politik Boni Hargens mengatakan bahwa seluruh kandidat tersebut tidak akan mampu menyaingi elektabilitas Ahok. Bahkan, secara terang-terangan, Boni berani mengatakan bahwa seluruh bakal calon hanya menjadi "catatan kaki" bagi Gubernur Basuki.

Ahmad Dhani bahkan Yusril Ihza Mahendra yang tidak hadir pada diskusi tersebut juga di "sentil" Boni.

"Dibanding Ahok, yang lain hanya catatan kaki. Orang seperti Yusril dan Ahmad Dhani mereka hanya catatan kaki untuk melawan Ahok," ujar Boni dalam diskusi yang berlangsung pada Selasa (10/5/2016) kemarin.

Menurut Boni, kandidat seperti Tri Rismaharini yang saat ini menjabat Wali Kota Surabaya dan Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah yang diisukan akan diusung oleh PDI-P pada Pilkada 2017 mendatang, harus lebih cermat menghitung kesempatan dan strategi untuk melawan Ahok.

Menurut Boni, Risma maupun Ganjar akan sulit bertahan di Jakarta dengan konteks dan cakupan yang lebih beragam dibanding Surabaya dan Jawa Tengah.

Bakal calon Gubernur DKI Ahmad Dhani tidak menggubris sentilan Boni. Pentolan grup musik 'Dewa' ini malah menyindir Ahok yang dinilai tidak cocok menduduki kursi DKI 1.

Menurut Dhani, Ahok hanya bisa melakukan pekerjaan teknis yang seharunya tidak dilakukan oleh seorang gubernur. Dia menilai bahwa apa yang dilakukan oleh Ahok sebagai gubernur tidak mencerminkan tugas seorang gubernur.

Dhani pun menyarankan kepada Ahok agar menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara atau menjadi Ketua Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK).

Dalam diskusi tersebut, tidak lagi membahas "Fenomena Pilgub DKI", tapi mendadak menjadi perdebatan antara pendukung Ahok "Batman" dan Masyarakat anti-Ahok, yang ikut sebagai peserta diskusi.

Saling adu argumen terjadi. Batman yang diwakili Immanuel Ebenezer menilai bahwa kinerja Ahok selama memerintah DKI terbilang baik. Menurut dia, Ahok berani mengubah sistem yang korup.

Sedangkan Masyarakat anti-Ahok yang diwakili Lius Sungkarisma menyebut bahwa Ahok tebang pilih dalam pemerintahannya.

"Ahok kalau ngeliat orang kecil salah, gemes banget. Tapi kalo orang kaya, hanya senyum saja," ujar Lius.

Terlepas dari semua kontroversi, beberapa lembaga survei seperti Populi Center hingga lembaga Konsep Indonesia, menyebut elektabilitas Ahok masih mengungguli seluruh bakal calon Gubernur DKI.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved