Komunikasi Modern dan Anugerah Allah
Penggunaan komunikasi yang benar dalam semangat cinta kasih akan menciptakan gerakan bersama untuk saling menghormati
Oleh P. Dr.Edu Dosi, SVD, MSi
Dosen Ilmu Komunikasi UNWIRA
POS KUPANG.COM - Tahun 2016 perayaan Hari Komunikasi Sosial mencapai usia ke-50. Perhatian dan kepedulian Gereja Katolik akan persoalan komunikasi sosial berumur emas. Gereja Katolik merayakannya dengan penuh rasa syukur. Gereja Keuskupan Agung Kupang pun merayakannya antara lain dengan melakukan kegiatan literasi komunikasi modern bagi umat dengan maksud mendorong umat, khususnya kaum muda guna bersyukur atas anugerah komunikasi dan menggunakan alat-alat komunikasi dengan penuh tanggung jawab.
Penggunaan komunikasi yang benar dalam semangat cinta kasih akan menciptakan gerakan bersama untuk saling menghormati dan saling melayani sebagai sesama semartabat sebagai anak-anak dalam keluarga Allah. Artikel ini merupakan salah satu ringkasan refleksi yang penulis bawakan pada seminar Hari KOMSOS Keuskupan Agung Kupang yang berlangsung setengah pekan, dimulai Selasa, 3 Mei 2016.
Perhatian Gereja
Gereja mengadopsi sistem komunikasi untuk menunjang pelayanan. Sejarah mencatat bahwa Gereja ternyata tidak selalu ramah pada perkembangan sistem komunikasi. Pada awalnya Gereja bersikap defensif, berkembang jadi realistis dan akomodatif.
Puncak perhatian Gereja atas perkembangan dunia komunikasi sebagai elemen penunjang karya misi tercermin dalam Konsili Vatikan II dengan dikeluarkannya Dekrit Inter Mirifica, 4 Desember 1963. Konsili ekumenis tersebut merasa perlu memberikan tempat sendiri bagi "Komunikasi Sosial" di dalam pelayanan Gereja dan mendorong para praktisi pastoral untuk secara serius menekuni studi dan keterampilan komunikasi.
Aetatus Novae (22 Februari 1992) mendesak Gereja untuk membaharui pola pemahamannya atas perkembangan dan peranan positif media komunikasi. Gereja telah menyadari dan mengalami sisi positif dari penggunaan media massa untuk menunjang karya pelayanan.
Anugerah Allah
Gereja sadar bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi modern membangun budaya baru. Umat Allah pun niscaya terperangkap oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Namun di sisi positif dia merupakan suatu anugerah Allah bagi umat manusia. Manusia mempuyai tanggung jawab agar kemajuan ini dapat digunakan dengan bijaksana untuk nilai-nilai kerajaan Allah: cinta kasih, keadilan, kebenaran, perdamaian.
Untuk mengkomunikasikan pesannya dan untuk mendengarkan pesan dunia, Gereja memerlukan suatu sarana yang sesuai dengan perkembangan dunia. Sarana-sarana komunikasi sosial merupakan alat penolong yang penting dalam hal ini. Pemakaian sarana-sarana komunikasi merupakan suatu syarat dasar yang memungkinkan Gereja menjalin dialog dan ikatan sosial budaya dengan dunia.
Bapa Suci Yohanes Paulus II mengatakan, media komunikasi itu adalah anugerah Allah, maka Gereja harus memiliki sikap positif dan terbuka terhadap media itu. Pada tahun 2016 ini ketika perayaan pekan komunikasi sosial sedunia mencapai usia ke-50 Paus Fransiskus mengundang seluruh Gereja dan mereka yang berkehendak baik untuk merenungkan hubungan antara komunikasi dan kerahiman pada Tahun Suci Kerahiman.
Manfaat komunikasi sosial adalah membangun jembatan menuju perjumpaan yang memperkaya masyarakat. Komunikasi harus membawa kebenaran, perdamaian dan kerukunan hidup.
Gerak perubahan komunikasi modern
Arus digitalisasi informasi deras mempengaruhi sosial budaya kita. Masyarakat kini menganggap penting informasi dalam kehidupannya. Mobilisasi informasi mendorong percepatan dalam berbagai aspek kehidupan kita. Banjir aneka informasi mengalir melalui TV, koran, majalah, buletin sampai ke situs-situs di internet.
Lahirlah tesis baru survival of the fastest. Artinya orang yang cepatlah yang akan bertahan hidup yakni mereka yang cakap, cekatan dan memiliki kompetensi dalam bidangnya. Teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong kita memasuki tahapan yang kita kenal sebagai globalisasi. Sudah hampir tidak ada batasan jarak. Semua orang di berbagai belahan dunia ini bisa mengakses informasi secara cepat dengan memanfaatkan jaringan internet.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merambah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Penghayatan hidup personal sekalipun sangat kuat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi. Perubahan pola pikir dan mentalitas itu sangat dipengaruhi oleh penanaman nilai yang jelas sangat kuat dipengaruhi oleh perubahan peradaban. Sistem komunikasi modern sangat memudahkan orang-orang untuk mendapatkan informasi dari sumber-sumber lain.
Kalau di masa lalu kotbah-kotbah pastor seakan-akan menjadi referensi tunggal untuk kebenaran iman dan moral, sekarang ini orang dengan mudah membandingkannya dengan informasi lain dari media cetak dan elektronik. Situasi ini menghantar kita kepada tantangan baru di dalam menjalankan tugas pelayanan pastoral. Untuk bisa menjalankan tugas pelayanan masa kini dengan tantangan yang begitu besar, para praktisi pastoral seharusnya mengetahui gerak perubahan modern tersebut dan menerima dengan kritis komunikasi modern menjadi bagian integral dari kehidupan seorang praktisi pastoral.
Memperluas jangkauan pelayanan
Dalam perkembangannya media sudah merasuki berbagai aspek kehidupan termasuk juga dalam hal iman dan keagamaan. Gereja juga memperluas jangkauan pelayanan kepada umat melalui media internet. Banyak hal yang bisa dilakukan melalui media ini, seperti pembuatan website (keuskupan, paroki, komunitas, dll) di mana di dalamnya memuat informasi-informasi mengenai perkembangan iman, Gereja, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan keimanan.
Selain website, kita juga banyak menemukan mailing list, blog, social networking (friendster, twitter, facebook, dll) yang membawa bendera-bendera keagamaan yang bisa kita manfaatkan untuk berbagi informasi secara benar. Dalam media baru ini kita juga dapat menemukan Kitab Suci Online yang memudahkan umat untuk membuka dan membaca kitab suci di mana saja dan kapan saja. Tinggal koneksi internet dan bisa kita dapatkan. Ada juga fasilitas yang disediakan di mana pengguna dimungkinkan untuk melakukan obrolan atau tanya jawab.