Liputan Khusus
Pengelolaan Sampah di Kupang Sudah Tertata Lebih Baik
Obed menjelaskan, untuk pembuatan TPS model 3 R membutuhan lahan minimal 200 meter persegi
Penulis: PosKupang | Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG.COM - Keterlambatan pengangkutan sampah di Kota Kupang kini jarang terdengar. Saban hari 43 armada truk pengangkut sampah milik Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang mengangkut sampah pada 216 titik di seluruh wilayah Kota Kupang.
Kendati demikian, sampah yang diangkut rata-rata masih tercampur antara sampah plastik, organik dan residu. Belum ada pemilihan sampah sesuai aturan pengelolaan sampah dengan model 3 R (reduce, reuse, recycle) pada TPS yang ada di Kota Kupang.
"Kami mengharapkan pengelolaan sampah dengan model 3 R jangan hanya mengandalkan dinas kebersihan. Lebih baik lagi setiap kecamatan dan kelurahan mengadaptasi proses pengelolaan sampah dengan model 3 R," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang, Obed Kadji.
Obed menjelaskan, untuk pembuatan TPS model 3 R membutuhan lahan minimal 200 meter persegi. Sementara ketersediaan lahan pemerintah untuk pembuatan tempat pembuangan sementara (TPS) model 3 R tidak ada. Hadirnya TPS itu akan menyortir tiga jenis sampah yakni plastik, organik dan residu. "Modelnya, mobil truk yang akan mengangkut sampah di TPS biasa lalu dibawa ke TPS tiga R. Sementara sampah bentuk residu nantinya dibuang ke TPA," ujar Obed.
Untuk pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) di Alak, kata Obed, dengan model pngelolaan sampah menggunakan control landfill. Caranya, sampah diolah kemudian ditutup dengan tanah.
Dengan model pengelolaan sampah seperti itu, lanjut Obed, usia TPA bisa lama. Apalagi pemerintah tidak mungkin lagi mencari lahan baru. Posisi terakhir saat ini lahan yang sudah digunakan seluas satu hektar dari sembilan hektar lahan yang ada. "Kalau dulu datang ke TPA amburadul, sekarang sudah tertata dengan baik," katanya.
Untuk pengolahan sampah lanjutan, demikian Obed, pihaknya berencana mengadakan mesin pengolah plastik menjadi tali rafia. Tak hanya itu, gas metan yang dihasilkan dari tumpukan sampah dapat diubah menjadi energi untuk memasak. Hanya saja jaringan perpipaan belum tersedia sampai saat ini.
Tentang pembuangan sampah, Obed menjelaskan, sesuai jadwal mulai pukul 18.00 Wita hingga pukul 06.00 Wita pagi. Sedangkan pengangkutan sampah mulai pukul 06.00 Wita hingga pukul 09.00 Wita. Kendati demikian, banyak tempat membutuhkan perhatian khusus seperti di depan kantor gubernur ada sampah di selokan, padahal banyak orang pintar yang tinggal bermukim di lokasi itu.
Selain itu, lanjut Obed, banyak pemilik toko setelah membuka toko baru membuang sampah ke TPS. "Semestinya mereka membuang sampah ke TPS setelah tutup toko," tegas Obed.
"Untuk mengangkut 350 kubik sampah di 261 titik kami memiliki 400 petugas. Mereka setiap hari apel pagi jam 5 pagi lalu mulai mengangkut jam 6 pagi dan selesai angkut jam 9 pagi. Kalau petugas mau menyisir pagi dan sore, maka sebelum jam 9 pengangkutan sudah selesai," tandas Obed.
Ditanya tentang motor pengangkut sampah yang dahulu dioperasionalkan di kelurahan, Obed mengatakan, saat ini motor pengangkut sudah banyak rusak. Selain itu, kapasitas pengangkutannya kecil, padahal membutuhkan BBM yang besar.
Ditanya TPA yang menggunakan sistem control landfill sudah over kapasitas, Obed membantahnya. Bahkan pengelolaan sampah dengan control landfill di Pulau Jawa naik satu sampai dua mater.
Ke depan, kata Obed, pihaknya akan memasang alat pendeteksi kapasitas sampah di TPS. Dengan demikian, akan diketahui produksi sampah di satu TPS. Tak hanya itu pendeteksi GPS akan diberikan pada mobil pengangkut sampah untuk mengetahui pergerakannnya.
Beberapa pemulung yang ditemui di TPA mengakui pengelolaan sampah dalam beberapa tahun terakhir lebih teratur dibandingkan tahun sebelumnya. Tak hanya itu, sampah yang dibuang dari truk sampah langsung digilas alat berat lalu ditutupi tanah. (aly)