Bripda Nina, Polisi "Cantik" Andalan Tim Gegana Brimob Polda Aceh

Suara kokangan senjata laras panjang jenis Steyr AUG menyeruak.

Editor: Rosalina Woso
KOMPAS.COM/Daspriani Y Zamzami
Bripda Nina Oktoviana (kiri) sedang menjalani simulasi anti teror yang dilaksanakan di Banda Aceh. 

POS KUPANG.COM, BANDA ACEH -- Suara kokangan senjata laras panjang jenis Steyr AUG menyeruak. Tak lama kemudian, suara letusan pun menggema. Dua laki-laki jatuh tak berdaya. Beberapa personel tim anti anarkis langsung menyergap.

Enam personel Detasemen Gegana, Brimob Polda Aceh, ini tengah menyelesaikan latihan dan simulasi menghadapi gerakan massa yang anarkis.

Dalam latihan, mereka berseragam lengkap plus helm baja. Ada hal yang tak terduga di balik kostum gagah nan maskulin itu. Personelnya adalah para perempuan.

Satu di antaranya adalah Bripda Nina Oktoviana.

Sejak menjadi personel di Detasemen Gegana, Brimob Polda Aceh, Bripda Nina langsung mencuri perhatian. Pasalnya, tak banyak kaum hawa melirik profesi yang membutuhkan ketahanan fisik luar biasa.

Kekagumannya yang besar terhadap sosok personel Brimob berseragam lengkap membuat Nina memutuskan untuk memilih menjadi polisi dengan kompetensi khusus ini.

"Profesi ini sangat menantang bagi saya. Dulu tahun 2003, saat kondisi Aceh bergolak, saya melihat banyak personel Brimob berjaga-jaga di desa kami. Bagi saya, tugas mereka sangat menantang saat itu, antara hidup dan mati, dan saya berpikir ingin bisa juga seperti itu," tutur Nina saat ditemui Kompas.com setelah berlatih di Markas Detasemen Gegana Brimob Polda Aceh, Senin (7/3/2016).

Perempuan yang gemar dengan hal-hal menantang ini pun kemudian menantang dirinya untuk memilih profesi yang biasa digeluti laki-laki.

Setelah tamat dari Sekolah Menengah Kejuruan Penerbangan (SMK Penerbangan) di Banda Aceh, perempuan asal Samahani Kabupaten Aceh Besar ini, lebih memilih Sekolah Polwan daripada Sekolah Pilot. Pasca-lulus dari Sekolah Polisi Wanita tahun 2013 lalu, Nina langsung memilih Satuan Brimob dengan spesifikasi Gegana di jajaran Polda Aceh.

"Saya yang memilih sendiri dan banyak orang kaget saat itu, dan banyak juga orang yang mengatakan macam-macam, seperti profesi itu tidak cocok untuk perempuan. Tapi saya ingin membuktikan kalau itu semua tidak benar," ujar perempuan dengan alis mata tebal ini.

Nina resmi menjadi polwan sejak Januari 2014 dan bertugas di Polda Aceh. Sejak itulah, sosoknya kerap diperbincangkan.

Sejak resmi menjadi polwan, dia tertantang berkiprah bersama pasukan khusus polisi. Hampir setengah tahun masa orientasi di Mapolda Aceh, alumnus SMK Negeri Penerbangan Banda Aceh tersebut mengajukan permohonan mutasi ke satuan Brimobda.

''Saya bercita-cita menjadi anggota Korps Brimob karena senang tantangan dalam pasukan. Bagi saya, semua ilmu di sini berbeda dari ilmu kepolisian secara umum, dan ini yang membuat saya tertarik dan tertantang di sini'," katanya.

"Cantik"

Dara yang kini berusia 23 tahun itu pun kerap dipuji karena kecantikannya. Fotonya kerap diperbincangkan di dunia maya. Banyak orang yang tak menyangka, dia adalah anggota Gegana.

Kecantikan fisik tak membuatnya terbuai. Baginya, cantik bukan soal penampilan fisik semata. Dia terus berusaha agar kemampuan dan keahliannya sama dengan rekan-rekan pria di timnya. Bripda Nina memegang teguh prinsip tak pernah berhenti belajar.

Bripda Nina juga berupaya menerapkan nilai-nilai agama Islam di tengah lingkungan kerja yang penuh tantangan. Dia selalu mengenakan hijab baik saat bertugas maupun berlatih.

Polwan yang menjalani gemblengan di Pusat Pendidikan Korps Brimob Watukosek, Gempol, Pasuruan, itu adalah satu-satunya siswa yang mengenakan hijab di antara total 18 siswi polwan saat itu.

Menginspirasi

Langkah hidup Nina pun menginspirasi sejumlah lulusan Polwan di Aceh. Tahun 2015, sebanyak enam personel lulusan Polwan di Aceh memutuskan untuk mengikuti jejak Bripda Nina. Mutia Oktavida (19) dan Siti Habibah (23), misalnya.

Pasca-lulus menjadi Polwan, keduanya juga memutuskan memilih Satuan Brimob untuk meneruskan karir mereka.

"Saya terinspirasi memang oleh Senior Nina, saya pun ingin menunjukkan kalau perempuan juga bisa berada di lingkungan profesi yang keras, dan bisa menjadi yang terbaik. Mudah-mudahan selepas masa orientasi dan magang ini, kami bisa lolos di sini," ujar Mutia.

Sementara itu, Komandan Detasemen Gegana Polda Aceh, AKBP Asnawi Hasyim, mengaku bangga bahwa satuan Gegana kini mulai dilirik oleh polisi-polisi wanita.

"Namun ini adalah satuan yang khusus dengan skill ilmu yang khusus juga. Jadi kita memang selektif meluluskan personel di sini. Walaupun mereka perempuan, perlakuan dan latihan bagi semua personel adalah sama," ungkap Asnawi.

"Saat ini, kita punya delapan personel pasukan yang perempuan. Yang satu bertugas di Brimob dan enam personel lainnya sedang latihan. Belum diputuskan ke mana mereka akan bertugas. Nanti akan ditetapkan setelah kita melihat kemampuannya," tutur Asnawi.

Menurut Asnawi, kemampuan yang dimiliki Bripda Nina merupakan aset yang berharga bagi detasemen.

"Dia memiliki kecerdasan yang baik sehingga kemampuan dan ilmu apapun yang diajarkan bisa diserap dengan baik," katanya.

Jangan ragukan diri sendiri

Bripda Nina memiliki rahasia yang menjadi modal awal untuk mewujudkan cita-citanya. Dia pun membagikannya dalam perbincangan dengan harian ini . Menurut dia, setiap perempuan harus percaya pada kemampuan diri dan memiliki tekad yang kuat.

"Jangan pernah meragukan kemampuan diri sendiri jika kita memang ingin mewujudkan semua cita-cita kita, dan setelah semua bisa diraih jangan lupa untuk terus belajar demi meningkatkan kemampuan diri," tutup Nina. (Kompas.Com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved