El Nino dan Implikasinya bagi Masyarakat NTT
Berita Pos Kupang, Rabu (20/1/2016), banyak mengulas tentang air dan air hujan
Ada jasa yang menjual air bersih, namun daya beli masyarakat yang rendah sehingga tetap tidak memenuhi kebutuhan semua warga. Beberapa daerah sudah membuat embung untuk memenuhi kebutuhan air warga, namun tidak dijaga kebersihan lingkungan sekitarnya dan memiliki kemungkinan yang besar tercemar oleh kotoran warga dan kotoran hewan peliharaan warga.
Pada saat kering seperti ini banyak warga yang tidak menggunakan jamban dan buang air besar sembarangan karena ketiadaan air bersih, bahkan hal ini terjadi juga di beberapa fasilitas kesehatan (puskesmas) yang tidak memiliki fasilitas air bersih. Hampir sebagian besar warga NTT tidak mencuci tangan dengan munggunakan sabun.
Higiene-sanitasi yang buruk dapat berakibat masuknya bakteri secara berlebihan ke dalam usus sehingga dapat mengalahkan pertahanan tubuh normal dan bertumbuh di sana. Adanya keterbatasan dalam masalah sosial ekonomi akan berpengaruh pada kepadatan tempat tinggal dan buruknya kebersihan lingkungan tempat tinggal, kurang penyediaan air bersih, keadaan sanitasi lingkungan yang buruk sehingga menyebabkan berkembangnya agen infeksius. Tingkat pengetahuan orang tua yang rendah berpengaruh pada perilaku dan pola hidup seluruh anggota keluarga. Sosial budaya berpengaruh terhadap perilaku hidup sehat dan kebersihan diri.
Sebuah penelitian di Brazil yang mengamati Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), misalnya minum air matang, cuci tangan, dll., menunjukkan bahwa anak-anak Brazil yang memiliki pola hidup sehat sangat jarang menderita diare. Berdasarkan ulasan di atas, dapat dilihat benang merah persoalan yang menunjukkan adanya hubungan antara kejadian El Nino yang menyebabkan menurunnya curah hujan.
Curah hujan yang rendah menyebabkan: 1). debit air menurun sehingga produktivitas dan kualitas hasil pertanian dan peternakan menurun; 2). persediaan air bersih untuk keperluan sehari-hari menurun. Kedua hal tersebut berdampak pada berkurangnya ketersediaan bahan makanan yang sehat dan bergizi, menurunnya status PHBS, kesehatan lingkungan yang rendah dan berujung pada munculnya penyakit yang bersumber dari lingkungan dan pola hidup yang tidak sehat yang salah satunya adalah diare.
Solusi
Karena fenomena El Nino tidak bisa dihentikan seketika dan penyakit Diare bisa dihindari, maka solusi yang bisa diterapkan dalam mengatasi kedua persoalan ini adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar embung dan tempat persediaan air lainnya dari kotoran apa pun. Tanamkan gerakan hemat air dan menerapkan pola hidup sehat.
Kembangkan ilmu pengelolaan air limbah dan air kotor menjadi layak pakai. Hal ini akan berjalan jika mendapat dukungan penuh dari pemerintah serta menggadeng perguruan tinggi untuk menerapkan hasil riset yang bisa dipakai untuk mengatasi persoalan ini.
Di sisi lain, di beberapa daerah di NTT sudah ada yang mengembangkan jasa penjualan air bersih. Pemerintah jangan hanya ribut mempersoalkan izinnya sebab ini terjadi karena masyarakat membutuhkan dan pemerintah lamban dalam marespons, namun perlu diatur oleh pemerintah agar harganya tidak dimanipulasi oleh penyedia jasa tanpa memperhatikan daya beli masyarakat. Semoga El Nino menjadikan kita sadar sehat demi kemanusiaan.*