Ssssstttt, Ada Plat Nomor Mobil Jokowi di Australia
Di Australia, pemilik kendaraan terutama mobil boleh memilih sendiri plat nomor yang mereka inginkan, dengan membayar biaya tambahan.
Pada dasarnya di seluruh negara bagian di Australia masing-masing otorita yang mengurusi masalah kendaraan mengijinkan pemilik kendaraan memilih plat nomor yang mereka kehendaki.
Juga ada Plat PENARI
Untuk itulah Maria Leeds, seorang warga Indonesia yang tinggal di Melbourne memilih plat nomor "Penari" untuk mobil Mercedesnya.
Maria adalah penari yang banyak menampilkan tarian-tarian asal Indonesia dalam berbagai pertunjukkan budaya.
"Plat nomor ini adalah hadiah ulang tahun ke-40 dari pasangan saya. Saya kan penari, dan sudah lama saya ingin beli plat nomor bertuliskan penari ini," kata Maria.
Saya memang sudah lama mencari sesuatu untuk mobil saya yang menggambarkan tentang saya dan Indonesia. Pertama saya mau memilih nama "Ngawi" sebagai kota kelahiran. Namun kemudian kurang sreg. Lalu saya ngobrol dengan Tony. Karena saya dikenal sebagai penari. maka saya kemudian memutuskan menggunakan plat nomor tersebut," kata Maria lagi.
Menurut Maria, dengan plat nomor "Penari" ini dia berusaha memperkenalkan Indonesia lebih jauh lagi lewat mobil yang dimilikinya.
"Paling tidak orang-orang di sini ketika melihat plat mobil saya akan mengeja "Penari". Nah dengan secara tidak langsung berarti saya mengajarkan bahasa Indonesia kepada mereka. Cuma yang lucunya ada juga yang bertanya apa "Penari" adalah nama keluarga saya," kata Maria.
Di ibukota Australia Selatan, Adelaide, Budiharto, seorang guru bahasa Indonesia di sana memilih plat nomor "Senik 4" untuk mobil Subaru yang dimiliknya.
"Plat nomor ini kira-kira sudah 8 atau sembilan tahun. Maunya, bunyi platnya "Yu Senik" tapi ada keterbatasan, saya mau plat nomer yang terjangkau dan tak harus bayar ongkos tahunan," katanya.
"Untuk memuhi "selera" itu, maka saya memilih plat nomor "personalised". Kalau tidak salah saya membayar waktu itu 76 dolar, untuk sekali saja. Plat nomer "personalised" terdiri dari enam digit dan harus kombinasi huruf-angka (5h 1a, 4h 2a, dst.). Angka 4 saya ambil dari jumlah anggota keluarga," katanya lagi.
Mengapa memilih nama "Yu Senik" atau "Senik"? Budiharto memiliki penjelasan filosofis mengenai pilihan nama Senik tersebut.
"Senik " bagi saya, menjadi representasi posisi, nilai dan dialog gagasan yang terjadi di dalam kepala saya. Dalam tradisi pedesaan jawa, senik menjadi salah satu "paraban", nick name, biasanya untuk perempuan."
""Yu" dalam "yu senik", hendak menegaskan jekel penyandang paraban itu. Dengan demikian, paraban "yu senik" akan membangkitkan asosiasi tentang: perempuan, udik, dan karenanya sering dikaitkan dengan sifat 'kampungan'.
Dalam strata sosial indonesial modern, "yu" (senik) akan membangkitkan asosiasi tentang bedinde dari Jawa yang mengabdi pada keluarga modern atau orang "Jawa" yang menggeluti kerja sektor informal di kota besar: penjual jamu gendong, penjual sayuran atau jajanan di pasar, tukang cuci dan profesi sejenis yang hanya dilakukan oleh orang kampung (dan Jawa).
"Tiga asosiasi itu kalau dijadikan predikat dari subyek 'kamu', maka kalimat/pernyataannya akan bersifat merendahkan seperti : (dasar kamu) perempuan!, (kamu) udik!, (kamu) kampungan. Tetapi kalau subyek 'saya' maka kalimat/pernyataannya akan adanya rasa percaya diri (confidence): saya memang perempuan, saya udik dan kampungan," tambah Budiharto.
"Meskipun 'yu senik' adalah tokoh rekaan saja, membicarakan tokoh ini di luar habitatnya berarti mengetengahkan yang pinggiran perempuan, udik/kampungan, pekerja kasar/labourer," kata Budiharto.