Mendukung Pengurus GMIT yang Baru
Ide ini pasti menarik karena bagaimana pun juga, setiap orang memiliki kemampuannya
Penulis: PosKupang | Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG.COM - Babak baru kepengurusan GMIT mulai bergulir, yang ditandai serah terima jabatan dari Ketua MS GMIT periode 2011 -2015 kepada Ketua MS GMIT baru (2015 - 2019), Pdt. Dr. Mery Kolimon, Minggu (10/1/2016). Ketua baru sudah mengisyaratkan bahwa ia ingin membangun lembaga ini secara bersama-sama dengan merangkul semua pihak yang berkompeten.
Ide ini pasti menarik karena bagaimana pun juga, setiap orang memiliki kemampuannya sendiri, dan kalau hal itu dipraktikkan pasti berguna bagi orang lain.
Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) sebagai lembaga keagamaan tentu dibentuk dengan banyak tujuan. Salah satu yang paling penting adalah soal pelayanan seorang pendeta kepada jemaatnya. Masalah ini tentu menjadi perhatian serius agar dalam pelayanan seorang hamba Tuhan tidak asal melayani, tetapi melayani dengan hati. Itu juga berarti melayani dengan berbagai perspektif.
Mengapa melayani menjadi perhatian? Ini tentu tidak terlepas dari keluhan jemaat yang setiap kali membutuhkan pelayanan prima dari seorang pelayan Tuhan. Jemaat pasti membutuhkan sesuatu dari seorang pelayan, yakni ketenangan jiwa.
Dalam konteks kekinian, banyak tantangan yang harus dihadapi seorang pelayan dalam mengembalakan jemaat. Karena itu, seorang pelayan jangan lupa belajar dari keberhasilan para pendahulunya.
Sebagai lembaga keagamanan yang sudah lama terbentuk, peran pendahulu pasti ada saja. Mereka itu perlu diberi apresiasi. Malah mereka juga idealnya harus menjadi teman diskusi dalam menentukan suatu kebijakan ke depan.
Sebagai pemimpin, pengurus GMIT yang baru hendaknya bisa membawa jemaat menuju kepenuhan iman dan ekonomi. Berpikir tentang iman saja tanpa memikirkan ekonomi jemaat akan pincang. Semua hal akan berjalan dengan baik kalau ada keseimbangan antara kedua hal ini.
Kita minta dukungan penuh jemaat dan para pendeta terhadap pengurus baru GMIT. Betul bahwa pengurus yang ada sekarang merupakan yang terbaik dari warga GMIT saat ini, baik dari segi pengalaman, keteladanan, kerohanian maupun kualifikasi pendidikan. Namun, harus disadari bahwa mereka bukanlah para malaikat yang dikirim dari surga. Mereka berasal dari antara kita, ya manusia, yang sudah tentu memiliki sejumlah kelemahan.
Sebagai orang-orang yang dipanggil Tuhan dalam naungan GMIT, jemaat tidak boleh hanya asyik menikmati pelayanan, apalagi sekadar menjadi penonton. Sumbangkanlah apa saja yang dibutuhkan GMIT dalam menjalankan roda organisasi. Bantuan-bantuan Anda tidak hanya menjadi pahala akhirat, tetapi akan mematangkan dan mendewasakan diri dan iman Anda.*