Breaking News

Selamat Bekerja MS GMIT

Pendeta Mery Kolimon Merangkul Semua

Pada Minggu (10/1/2016) sore berlangsung acara serah terima kepengurusan Majelis Sionde (MS) Gereja

Penulis: PosKupang | Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG/JUMAL HAUTEAS
Pdt Dr Mery Kolimon 

Ia mengatakan, hikmat kearifan lokal perlu dimanfaatkan oleh gereja untuk ketahanan pangan masyarakat. "Saya lihat isu yang mendesak adalah gereja harus menjadi bagian dalam upaya membangun ketahanan pangan masyarakat dan memastikan bahwa ada dampak kekeringan ini. Kita bahu membahu mencari jalan agar tidak terlalu banyak korban. Kerja sama dengan pemerintah, LSM, media dan semua pihak yang berniat baik untuk kebaikan masyarakat dan kebaikan alam di NTT, di Sumbawa dan Batam (wilayah pelayanan GMIT)," katanya.

MS GMIT juga berpikir harus ada perhatian serius tekait kekeringan tentang bagaimana jemaat dan gereja mengelola air dengan membuat jebakan air di lingkungan jemaat, di klasis dan di lingkungan gedung gereja, serta kebun warga jemaat.

Mengenai bidang ekonomi, Mery mengatakan, peranan gereja dalam bidang ekonomi untuk mengadvokasi ekonomi rakyat. Tujuannya, agar jemaat mampu terlibat dalam globalisasi dan tidak menjadi korban, bagaimana memberdayakan jemaat. Misalnya, jemaat di Alor yang mengembangkan Kopdit Citra Hidup Tribuana.

Menurut dia, berhadapan dengan globalisasi yang sangat menenkankan pada jaringan, maka upaya ekonomi jemaat sangat rentan kalau dilakukan secara individu. Karena itu, gereja harus ada di bagian depan untuk mendampingi jemaat dalam mengembangkan koperasi yang berasal dari oleh dan untuk jemaat

Pada prinsipnya, kata Mery, ekonomi gereja adalah ekonomi kehidupan, ekonomi yang memberdayakan. Prinsip ini harus dipegang gereja saat mengembangkan ekonomi.

Gereja tidak boleh mengambil keuntungan berlebihan dari penderitaan jemaat. "Saya kira itu prinsip yang harus diperjuangkan melalui pelaynan gereja. Gereja melalui pengembangan eknomi harus menjadi berkat bagi NTT, harus menjadi tanda sejahtera, jangan sampai gereja berdiri megah di tengah penderitaan rakyat NTT," tegas Mery.

Mery juga menyatakan, gereja harus mandiri dari aspek dana, daya dan kemandirian teologi. Dan, ketika gereja menggadaikan kemandirannya di bidang dana, maka pada saat yang sama gereja bisa menggadaikan kemandirian bidang teologinya.

Mery menyatakan, prinsip hidup hemat dan sederhana harus ditanamkan kepada jemaat. "Ini juga harus menjadi prinsip hidup para pendeta, dan prinsip penataan pelayanan. Jangan sampai kita menampilkan kehidupan gereja yang mewah di tengah penderitaan masyarakat. Jadilah gereja yang hemat dalam pengelolaan keuangan dari persembahan jemaat," tegas Mery. (ira)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved