Menteri Yohana: Perempuan Buang Rasa Minder
Kampanye ini penting agar budaya dominasi kaum laki-laki, apalagi dengan budaya patriarki, maka
Penulis: PosKupang | Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG.COM- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Yohana Yembise mendeklarasikan secara nasional kampanye laki-laki untuk perempuan pada Hari Ibu Nasional ke-87 di Kota Kupang.
Kampanye ini penting agar budaya dominasi kaum laki-laki, apalagi dengan budaya patriarki, maka harus memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada perempuan untuk berkembang. Khusus perempuan di NTT, harus bangkit dan buang jauh-jauh perasaan minder, tidak percaya diri karena semua perempuan memiliki potensi yang sama.
Menteri PPA RI, Yohana Yembise, menyampaikan hal ini kepada wartawan seusai menyerahkan bantuan sembako kepada warga di Gereja Sta. Maria Asumpta-Kota Baru Kupang dan Gereja Paulus, Naikoten Kupang, Sabtu (19/12/2015).
Menteri Yohana didampingi Ketua Umum Hari Ibu tingkat Nasional, Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT, Dra. Erni Usboko.
Yohana menjelaskan, kegiatan puncak Hari Ibu di NTT sesungguhnya merupakan sejarah. Pasalnya, selama ini puncak Hari Ibu berpusat di Jakarta dan NTT dinilainya membuka pintu pertama perayaan Hari Ibu di daerah.
Yohana mengharapkan momen ini perlu menjadi refleksi kaum perempuan di NTT untuk terus bangkit dan maju dalam mengembangkan potensi diri. Di momen Hari Ibu juga, lanjut Yohana, atas nama pemerintah pusat memberikan perhatian yang ditunjukkan dengan pemberian bantuan sembilan bahan pokok untuk kaum ibu yang tidak mampu. Pemerintah hadir memberikan kado cinta kasih kepada sesama yang membutuhkan bantuan.
"Ini sejarah pertama kali perayaan Hari Ibu di luar Jakarta. NTT sebagai provinsi pertama buka pintu. Saya berharap di Hari Ibu ini, kaum perempuan umumnya dan NTT khususnya harus bangkit, karena perempuan punya potensi yang harus dikembangkan untuk membangun provinsi ini. Perasaan minder, tidak percaya diri harus dibuang jauh-jauh karena semua perempuan punya potensi yang sama. Semua perempuan di Indonesia harus bangkit mengangkat harkat dan martabat untuk setara dengan kaum laki-laki," kata Yohana.
Ditanya soal tingkat kekerasan terhadap perempuan dan kasus human trafficking yang cukup tinggi di NTT, Yohana mengatakan, persoalan ini harus distop dari sekarang. Kekerasan saat ini bukan zamannya lagi dan harus dihapuskan tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Melalui kementrian ini, demikian Yohana, pihaknya mau menyadarkan kaum laki-laki bahwa kekerasan tidak boleh ada lagi. "Kaum laki-laki harus sadar bahwa kita sekarang mitra sejajar. Besok (Minggu, 20/12/2015) pada puncak Hari Ibu Nasional, kita deklarasi secara nasional kampanye laki-laki untuk perempuan. Intinya dengan adanya kampanye ini, maka budaya dominasi kaum laki-laki, apalagi dengan budaya patriarki, harus memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada perempuan untuk berkembang. Deklarasi kita canangkan di NTT dan menjadi agenda nasional untuk mengampanyekan di setiap kesempatan," tegas Yohana.
Ketua Umum Hari Ibu Nasional di Kupang yang juga Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Giwo Rubianto Wiyogo, menambahkan, penyelenggaraan Hari Ibu ke-87 di Kupang atas permintaan Presiden RI, Jokowi, dan Ibu Negara, Iriani Jokowi, agar diselenggarakan di wilayah Indonesia Timur. Dan sesuai arahan Presiden, dipilihlah Kota Kupang, NTT sebagai tuan rumah.
Kegiatan ini bertema, 'Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan untuk mewujudkan terjadinya lingkungan yang kondusif bagi perlindungan perempuan dan anak".
Dalam rangkaian kegiatan Hari Ibu, jelas Giwo, beberapa kegiatan sudah dilakukan sejak November 2015, terutama pemutaran film mengenai perjuangan perempuan dalam menghadapi tantangan hidup.
Selain itu, dilaksanakan sosialisasi tentang upaya menekan angka kematian ibu dan balita karena data menunjukkan bahwa angka kematian ibu cukup tinggi terutama di wilayah Indonesia Timur.
"Di NTT angka kematian ibu juga sangat tinggi. Makanya kita sosialisasi kita lakukan agar sama-sama berkolaborasi dengan bekerja sama menurunkan angka kematian ibu ini. Makanya saya berharap kegiatan hari ibu ini bukan hanya seremonial, tapi kegiatan penuh makna, penuh manfaat untuk keberlanjutannya tidak saja pemerintah tapi DPRD dan semua elemen terkait lainnya terutama hak-hak perlindungan terhadap ibu dan anak," katanya. (yon)