Kuliner Jagung Titi dari Flotim
Suara Dentang Batu Beradu di Dapur-dapur
Pulau Adonara bukan hanya terkenal karena perang tanding antar-saudara memperebutkan lahan, tapi juga sangat terkenal karena jagung titi.
Cara membuat bubur jagung zaman dulu sederhana, jagung titi diletakan di wajan dan tambah air lalu direbus hingga hancur seperti bubur baru kemudian ditambah garam secukupnya.
Selain sebagai pengganti makanan pokok, kini jenis jagung titi sudah banyak, seperti kerupuk. Bahkan sekarang jagung sudah diolah dalam berbagai rasa antara lain, rasa original, rasa coklat, dan rasa asin.
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, sebagaimana dikutip dari simpetadonara.blogspot.com, pernah mengisahkan begini.
"Di desa saya, jagung titi cukup mewarnai kehidupan warga. Tidak sekadar kata. Kalau beberapa tahun lalu Anda berada di kampung saya, maka pagi-pagi akan kedengaran suara dentang batu beradu di dapur-dapur rumah tempat ibu-ibu membuat jagung titi. Seperti musik. Pernah dalam waktu tertentu, dentang batu bahkan dijadikan pertanda waktu. Saya bangun tepat dentang batu pertama berbunyi, demikian orang menunjukkan kapan waktunya bangun. Atau saya terjaga waktu terdengar dentang batu itu."
Sebagian besar ibu-ibu dan anak gadis hampir pasti diberi kewajiban untuk melakukan pekerjaan ini, meniti jagung. Sedangkan bagi laki-laki, ini dipandang sebagai pekerjaan dapur dan urusan para wanita.
Tidak cuma menyiapkan hidangan itu. Di ladang jagung, kaum wanita juga berperan.
Mereka menugal, menanam, hingga memanen. Sedangkan laki-lakinya dominan di membuka kebun, membersihkan ladang, dan urusan pergudangan di lumbung. Pada acara-acara kebersamaan, jagung titi adalah hidangan yang utama.
Setiap keluarga bisa mengumpulkan masing-masing jagung titi kepada petugas untuk kemudian dibagikan lagi pada saat acara minum bersama.
Bagi sahabat maupun anggota keluarga yang lagi perantauan, jagung titi akan menjadi tanda cinta mereka yang di kampung untuk kalian.
STORY HIGHLIGHTS
* Alat Titi Jagung Batu Lempeng
* Digoreng Tanpa Minyak Tujuh Menit
* Menggunakan Periuk Tanah