AirAsia Hilang

Putri Pilot Nangis Ayahnya Dihujat Publik

Mata Angela Anggi Ranastianis (25) berkaca-kaca melihat kamar yang baru direnovasi. Ada pesawat televisi nempel di dinding tembok. Kamar tersebut baru

Editor: Alfred Dama

Dwi dan Irianto adalah sesama pilot senior di maskapai tersebut. Usianya juga sama, 52 tahun. Jika sebelum di AirAsia Irianto bergabung di AdamAir, Dwi bergabung dengan Maskapai Merpati. Jika Irianto lulusan AURI, Dwi adalah penerbang lulusan Curug.

Namun, mereka memiliki keakraban khusus. "Kalau sama-sama tidak terbang, Irianto sering mampir ke rumah saya di Solo. Dia bahkan punya rumah makan langganan di Solo. Kami sering datang ke rumah makan itu jika sedang free. Saya sangat akrab dengannya, sangat paham dengan kemampuannya. Jadi musibah ini dengan pesawat baru yang canggih dan pilot senior dengan kemampuan khusus. Karena itu sebaiknya tunggu saja hasil penyelidikannya. Jangan banyak muncul spekulasi," ujarnya.

Tiga Jenazah Baru

Wartawan Warta Kota, Mo-ham-mad Yusuf, yang berada di Pangkalan Bun melaporkan bahwa proses pencarian korban pesawat AirAsia QZ-8501, telah memasuki hari kesembilan.

Sebanyak tiga jenazah, pun berhasil ditemukan kembali. Ketiga jenazah ditemukan dalam kondisi masih terikat sabuk pengaman kursi penumpang, di perairan Teluk Air Hitam, Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Senin (5/1/2015) sore.

Kini total jenazah yang berhasil dievakuasi sebanyak 37 jenazah. Seluruhnya telah dibawa ke RS Bhayangkara, Surabaya, untuk dilakukan proses identifikasi yang lebih mendalam.

Pantauan Warta Kota, tiga jenazah dievakuasi menggunakan helikopter Dauphin, milik Basarnas ke Posko Utama, Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, sekira pukul 12.50 WIB.

Jenazah tersebut, adalah yang berhasil dievakuasi dari perairan menggunakan Kapal Diraja (KD) Kasturi milik Malaysia. Tiga unit ambulan pun disiapkan. Kemudian tiga jenazah dimasukkan ke dalam ambulan menuju RSUD Imanuddin, Pangkalan Bun.

Sedangkan, pada sekira pukul 15.30, sebuah helikopter Sea Hawk USS Hampson, milik Amerika Serikat, menurunkan puing pesawat. Puing tersebut, berupa kursi pesawat sebnyak tiga unit, yang berada di dalam satu row.

Deputi Operasional dan Pela-tihan Badan SAR Nasional (Basar-nas), Marsekal Pertama TNI SB Supriyadi, mengatakan, ketiga jenazah ditemukan pada 3 kursi dalam 1 deret.

"Saat ditemukan, kondisi jenazah masih dalam posisi terikat sabuk pengaman," kata Supriyadi di Posko Utama, Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Senin (5/1).

Penemuan tersebut, lanjut Supriyadi, dalam keadaan mengapung di permukaan air laut. "Kursi mengapung, karena terdapat busa di dalam kursi itu. Tapi kondisi kursinya juga sudah rusak," katanya.

Kursi itu sendiri, kini telah dievakuasi di Posko DVI Polri, di Pangkalan Bun. *

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved