Si SEMAR yang Sarat Makna di Warung Telaga Opa

Patung Semar di Warung Telaga Opa (WTO) Kupang bisa menjadi inspirasi bagi Anda untuk menjalani kehidupan lebih baik dari waktu ke waktu.

Si SEMAR yang Sarat Makna di Warung Telaga Opa - wto8.JPG
POS KUPANG/NOVEMY LEO
SEMAR --- Patung Semar (gambar kiri) di Warung Telaga Opa. Manajer WTO, Daniel Dian Hernandian Ardista (tengah) bersama para karyawan WTO (gambar kanan)
Si SEMAR yang Sarat Makna di Warung Telaga Opa - wto2.JPG
POS KUPANG/NOVEMY LEO
LESEHATAN --- Lopo lesehan yang ada di Warung Telaga Opa (WTO) Kupang-NTT.
Si SEMAR yang Sarat Makna di Warung Telaga Opa - wto10.JPG
POS KUPANG/NOVEMY LEO
LOPO LESEHATAN --- Lopo lesehan yang ada di Warung Telaga Opa (WTO) Kupang-NTT.
Si SEMAR yang Sarat Makna di Warung Telaga Opa - wto6.JPG
POS KUPANG/NOVEMY LEO
LOPO --- Sejumlah Lopo yang ada di Warung Telaga Opa (WTO) Kupang-NTT.
Si SEMAR yang Sarat Makna di Warung Telaga Opa - wto9.JPG
POS KUPANG/NOVEMY LEO
KARYAWAN --- Manajer Warung Telaga Opa (WTO) Kupang-NTT, Daniel Dian Hernandian Ardista (tengah) bersama para karyawannya di depan WTO.

POS-KUPANG.COM, KUPANG --- Patung Semar di Warung Telaga Opa (WTO) Kupang  bisa menjadi inspirasi bagi Anda untuk menjalani kehidupan lebih baik dari waktu ke waktu.

Mengapa WTO mengambil 'logo' patung Semar untuk menyambut kedatangan tamu?

Menurut Owner WTO, karena sosok Semar dengan segala atribut yang dikenakan dan setiap bagian tubuhnya mengandung ajaran filosofi yang bermanfaat.

Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya. Bebadra artinya membangun sarana dari dasar dan Naya atau Nayaka artinya utusan mangrasul. Semar artinya mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel / (karang = gersang) dempel = keteguhan jiwa.

Semar bukan laki-laki dan bukan perempuan. Tangan kanannya ke atas dan tangan kirinya ke belakang. Tangan kanan ke atas bermakna sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbul Sang Maha Tunggal.

Sedang tangan kirinya ke belakang bermakna 'berserah' total dan mutlak serta sekaligus simbol keilmuan yang netral namun simpatik.

Rambut semar yang kuncung (jarwadasa/ pribahasa jawa kuno) hendak mengatakan 'akuning sang kuncung’ atau kepribadian pelayan. Artinya sebagai pelayan, Semar melayani umat tanpa pamrih, demi melaksanakan ibadah sesuai sabda Ilahi.

Saat berjalan, semar menghadap ke atas artinya Semar selalu memberi teladan bagi setiap orang untuk selalu menghormati dan memandang keatas (sang Khaliq) yang maha pengasih serta penyayang umat.

Dan, kain yang digunakan semar yakni Parangkusumorojo merupakan perwujudan Dewonggowantah (untuk menuntun manusia) agar memayuhayuning bawono atau menegakkan keadilan dan kebenaran di bumi.

Ciri-ciri semar lainnya, yakni Semar berkuncung seperti kanak-kanak, namun juga berwajah sangat tua.

Semar tertawanya selalu diakhiri nada tangisan.

Semar berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa.

Semar berprofil berdiri sekaligus jongkok. Semar tak pernah menyuruh namun memberikan konsekwensi atas nasehatnya.

Semua ciri itu memberikan makna tak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik Ilahi.

Makna lain bahwa kehidupan haruslah dijalani dengan keseimbangan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved