Penembakan Warga NTT di Sleman
Keluarga korban Penembakan: Kami Sakit Hati Tapi Iklas
Keluarga Adrianus Candra Galaja alias Dedi, korban tewas dalam penembakan di LP Sleman, Yogyakarta, merasa sangat sakit hati.
"Kami sakit hati, tapi ikhlas menerima kenyataan ini," ungkap keluarga Dedi.
Disaksikan Pos Kupang, Selasa (26/3/2013) siang, hujan deras mengiringi keberangkatan jenazah Dedi dari Bandara El Tari Kupang ke Bandara Oerobusman Ende. Dari Kupang jenazah Dedi diantar oleh Nimus, Sius dan Oby.
Tiba di Ende, jenazah akan langsung dibawa menggunakan kendaraan ke Kampung Fataleke, Desa Bidoe, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo.
Yohanes Dekresano, wakil dari keluarga Dedi, saat ditemui di Bandara El Tari Kupang, menyatakan, keluarga menerima kematian tersebut sebagai peristiwa iman yang sudah diatur oleh Tuhan.
Dekresano juga berharap agar aparat berwenang bisa kembali mengusut tuntas kasus pembunuhan Santoso di Hugos Cafe, sehingga bisa diketahui apa sebenarnya yang melatarbelakangi peristiwa tersebut. Meskipun empat tersangka sudah meninggal, namun ada saksi lain yang bisa memberikan kesaksiannya.
"Dengan kesaksian itu, motif dari kasus awal pembunuhan di Hugos Cafe dan kasus pembantaian di LP Sleman ini bisa terungkap. Karena semua peristiwa tentu ada sebabnya. Tidak ada asap kalau tidak ada api," tandas Dekrasano.
Untuk diketahui, empat warga NTT tewas 'dibantai' secara keji saat menjalani proses hukum di LP Sleman Jogyakarta, Sabtu (23/3/2013) dini hari. Mereka adalah Hendrik Angel Sahetapi alias Deki (31 tahun), Yohanes Juan (38), Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi (29), dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (33).
Tiga nama pertama tercatat sebagai warga Tegal Panggung, Yogyakarta. Sedangkan Dedi beralamat di Kabupaten Nagekeo-NTT.
Para pelaku yang berjumah 17 orang itu diduga adalah orang terlatih. Keempat korban adalah tersangka kasus pembunuhan terhadap Santoso, anggota kopasus, di Hugos Cafe pertengahan Maret 2013 lalu.
STORY HIGLIGHT:
* Hujan Iringi Jenazah Dedi ke Nagekeo
* Bentuk Tim Pencari Fakta
* Presiden SBY Jangan Diam