Bukan Gerimis yang Bertepi

PINTU Unit Gawat Darurat masih tertutup rapat hingga jam dua belas malam. Orang tua George menunggu dengan tak sabar

Editor: Alfred Dama
zoom-inlihat foto Bukan Gerimis yang Bertepi
Net
Ilustrasi

Keduanya adalah sepasang kekasih yang mengenyam pendidikan di tempat yang berbeda. Caesil juga mahasiswi semester dua, Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin. Keduanya saling mengasihi namun mereka berkesempatan bertemu pada waktu-waktu tertentu.

                             ***
 Ketika gadis itu hendak menuju rumah kekasihnya, ia bertemu dengan Monika, Ibu George. Sebagai tuan rumah, Monika mengajak Caesil untuk masuk ke dalam. Kedua kaki gadis itu terasa tak kuat menopang tubuhnya ketika melihat foto pujaan hatinya dihiasi dengan lilin yang bernyala.

"Bu, apa yang terjadi dengan George?" gadis itu bertanya.

"Ia mengalami kecelakaan dan tidak dapat diselamatkan," kata Monika dengan menatap foto anaknya yang sedang tersenyum.

Sekejap mata gadis itu berkata dan isak tangisnya memecah kesunyian rumah itu. Ternyata pemuda yang mengalami kecelakaan di dalam surat kabar itu adalah benar-benar George, pemuda pertama yang berlabuh di dermaga hatinya.

Monika mengira bahwa gadis itu adalah teman biasa putranya, namun ekspresi yang dimunculkan oleh gadis cantik itu sungguh lebih daripada sekadar teman-ketika mengetahui bahwa George telah pergi untuk selamanya. Hal itu membuat Monika teringat akan sebuah surat yang dituliskan George sehari sebelum ajal menjemputnya.

"Tunggu ya, Nak! Ibu ke belakang sebentar," kata Monika sembari menghilang dari hadapan gadis itu.

Beberapa menit kemudian, wanita dengan rambut yang mulai tampak uban itu muncul dengan sebuah amplop biru berukuran persegi panjang. Ia tidak langsung memberikan surat itu pada yang berhak menerima, tetapi ia lebih ingin mengenal siapa sebenarnya gadis yang ada di hadapannya itu.

"Non sahabatnya George?" tanya Monika dengan nada ingin tahu. Pertanyaan wanita itu semakin menambah rasa sedih pada gadis itu.

"Begini, Bu. Sejak mengenal George dua tahun yang lalu, hidup saya terasa lebih berarti. Banyak yang saya pelajari darinya, khususnya keindahan hidup ini bisa dijalani dengan kesetiaan. Saya tidak pernah mengenal pemuda sepertinya sebelumnya. Saya sangat mencintainya, Bu," jelas gadis ramping itu dengan irama kesedihan.

Setelah Caesil menjelaskan demikian, muncul beberapa pertanyaan dari wanita itu tentang hubungannya dengan almarhum putranya. Akhirnya, Monika menyadari bahwa perubahan sikap putranya dalam dua tahun terakhir menjadi lebih ramah dan semakin dewasa merupakan andil dari gadis yang mengenakan terusan putih itu.

Dengan demikian, Monika telah mengetahui siapa sebenarnya Caesilia Carista.
Tiba-tiba Monika mengeluarkan amplop yang tadi diambilnya.

"Dari George. Tadi ibu ambil di kamarnya dan ibu yakin George menulis surat ini untukmu," kata Monika sambil memberikan surat itu padanya.
Caesil membuka dan mulai membacanya.

...........................
Dearest Caesil
Rangkaian kata di atas lembaran biru ini menepis jarak di antara kita yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Entah apa yang sedang aku rasakan sekarang, keraguan dan ketakutan selalu menghantui diriku. Aku ragu dan takut bila tak lagi bertemu dan bertatapan denganmu. Entahlah apa yang menyebabkan aku mempunyai perasaan yang demikian. Kini rasanya tak kuasa lagi menahan kerinduanku untuk bertemu denganmu. Mungkin karena sudah tiga bulan kita tidak jumpa.
Caesil...

Setiap saat, setiap detik atau kapan dan di manapun aku tengah berada, paras wajahmu yang memancarkan ketulusan serta tutur katamu yang ramah tak akan pernah lenyap dari ingatanku. Maafkanlah kasih... novel yang pernah engkau berikan di taman itu kini tak kuketahui keberadaannya. Aku telah berusaha mencarinya tapi tidak aku temukan. Aku tahu novel itu sebagai kenang-kenangan darimu sebelum kita pisah untuk berkuliah. Aku masih sangat ingat perkataanmu waktu itu bahwa jika aku merindukanmu, aku dapat membuka novel itu yang di dalamnya terukir indah namamu. Sekali lagi maafkan aku yang tidak bisa menjaga kenangan darimu.
Kasih...

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved