Bencana di NTT

Andreas: Kami Remuk

POS-KUPANG.COM, BORONG -- Bencana kali ini sungguh meremukkan perekonomian masyarakat di Manggarai Timur yang sebagian besar adalah petani.

Ungkapan keprihatinan ini disampaikan Wakil Bupati Manggarai Timur (Matim), Andreas Agas, ketika ditemui di Borong, Minggu (25/3/2012). Andreas mengatakan, selain itu, tercatat sekitar 8.000 orang korban bencana, yang rumahnya mengalami kerusakan, hingga kini masih mengungsi dan bertahan di rumah tetangga atau rumah keluarga.

Untuk kebutuhan makan, masih dibutuhkan dukungan bantuan sekitar 20 ton beras bagi mereka. Sebagian dari 71 ton beras milik pemda setempat sudah disalurkan bagi para korban bencana.

Menurut Andreas, bencana puting beliung itu melanda hampir merata di Manggarai Timur yang meliputi enam kecamatan. Namun bencana paling parah menimpa tiga kecamatan, yakni Borong, Kota Komba dan Elar Selatan.

Sejumlah desa dengan kerusakan sangat parah di antaranya adalah Desa Golo Loni, Compang Kempo, Ngampang Mas, Bea Ngencung dan Golo Rutuk (Borong). Lainnya, Mokel, Pong Ruan, Ruan, Golo Tolang, Lembur dan Mbengan (Kota Komba).

Dilaporkan, bencana menelan dua korban meningal, yakni Lusia Sangut (80) dan Lusia Loji (50). Kerusakan lainnya, sekitar 2.500 unit rumah warga porak-poranda. Rinciannya rusak berat (1.154), rusak ringan (1.140) dan sisanya rusak sedang.

"Hampir semua warga pemilik ribuan tersebut yang hingga sekarang masih menumpang di rumah-rumah tetangga atau rumah keluarga," tambah Andreas.

Dampak bencana ini, kini kelaparan mengintai penduduk Kabupaten Manggarai Timur (Matim) setelah hampir seluruh wilayah daerah tersebut diterjang bencana puting beliung, 14-17 Maret 2012.

Bencana itu juga merusakkan berbagai jenis tanaman perkebunan seperti cengkeh, kopi, kakao, dan kemiri, yang menjadi andalan utama masyarakat Manggarai Timur.

"Dampak lain bencana adalah ancaman kelaparan yang semakin menghantui masyarakat Manggarai Timur karena rata-rata tanaman kebun mereka mengalami kerusakan," kata Bupati Manggarai Timur, Yoseph Tote, Minggu (25/3/2012).

Yoseph Tote juga menyebutkan salah satu kebutuhan darurat paling mendesak kini adalah bantuan sekitar 80 tenda khusus untuk kelanjutan kegiatan belajar-mengajar di 80 sekolah di kabupaten tesebut. Kebutuhan puluhan tenda tersebut terutama terkait persiapan para siswa yang akan mengikuti ujian nasional dalam waktu dekat.

Sementara itu, kegiatan belajar-mengajar sebagian siswa SD Katolik Gulung di Desa Pong Ruan, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, sudah seminggu terpaksa berlangsung di kapela (rumah ibadah Katolik berukuran lebih kecil dari gereja).

Kegiatan tersebut khusus untuk para siswa dari tiga ruang kelas, yang bangunannya hancur diterjang puting beliung, 14-17 Maret.
Kepala Desa Pong Ruan, Sebas Ndaes, menyebutkan bahwa bencana kali ini menghancurkan desa mereka.

"Persiapan siswa mengikuti kegiatan belajar-mengajar, apalagi siswa yang sebentar lagi mengikuti ujian nasional, jelas sangat terganggu jika bangunan sekolah itu tidak cepat dibenahi," tutur Sebas.

Di Pong Ruan terdapat dua sekolah, satu lainnya SD Inpres Waetuan. "SD Inpres masih bisa digunakan, namun para guru dan siswa selalu waswas karena bangunan sekolah sudah retak-retak," jelasnya.

Sementara bangunan Sekolah Dasar Katolik (SDK) Gulung mengalami kerusakan parah, termasuk tiga ruang kelasnya yang porak-poranda hingga tidak bisa dimanfaatkan meski secara darurat.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved