Perang Tanding di Adonara
Lebih dari 20 Warga Terluka
LARANTUKA, POS KUPANG.Com -- Lebih dari 20 warga terluka dalam perang tanding antarwarga Lamahala dengan warga Horowura di Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Minggu (7/3/2010). Kebanyakan korban terkena anak panah dan peluru senapan angin.
Bentrok berdarah antarwarga akibat tidak ada kata sepakat mengenai batas desa itu, pecah sekitar pukul 12.00 Wita hari Minggu.
Warga kedua desa mempersenjatai diri dengan parang, tombak, busur dan anak panah serta senapan angin. Sampai berita ini dibuat pukul 22.30 Wita, tadi malam, situasi di lokasi kejadian masih mencekam.
Warga yang menjadi korban dalam bentrokan itu dilarikan ke Puskesmas Waiwerang. Setidaknya ada 20 warga yang terluka dalam insiden ini dilarikan ke Puskesmas Waiwerang untuk mendapat perawatan medis. Kebanyakan korban adalah warga Lamahala.
Pos Kupang kesulitan memperoleh informasi mengenai kronologi kejadian, termasuk berapa korban terluka dari pihak Desa Horowura. Diduga, korban yang terluka lebih dari 20 orang.
Kapolres Flores Timur, AKBP Drs. Muhammad Syamsul Huda telah menurunkan anggotanya yang dipimpin Kasat Serse, AKP I Made Pasek Riawan dibantu sejumlah perwira Polres setempat, untuk menormalkan situasi di kedua desa. Namun suasana di lapangan masih mencekam. Masing-masing kubu saling bertahan di perbatasan desa.
Desa Lamahala terletak di tepi pantai Pulau Adonara, hanya beberapa menit saja dari Waiwerang, ibukota Kecamatan Adonara Timur. Sementara Desa Horowura terletak sekitar enam kilometer dari Waiwerang. Dua desa ini berbatasan wilayah di pebukitan sebelah utara Waiwerang. Wilayah perbatasan dua desa ini merupakan lahan pertanian dan perkebunan.
Dari 20 korban yang terluka dalam perang tanding itu, sembilan orang sudah dirujuk ke RSUD Larantuka karena luka-lukanya cukup serius. Kesembilan warga yang terluka ini adalah Man King yang terkena busur pada lambung kiri. Delapan korban lain terkena peluru senapan angin, yakni Ridwan Patiraja, Samsudin Abdullah, Mohammad Hasan, Abdullah Mansyur, Kader Ridwan, Rudalmuhad, Mahyan, Udin Bunga Lolon. Sementara 12 korban lainnya dirawat di di Puskesmas Waiwerang dan sebagiannya sudah dipulangkan karena luka-lukanya tidak terlalu membahayakan.
Seperti yang disaksikan Pos Kupang di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Larantuka, sekitar pukul 17.00 Wita kemarin, warga Lamahala mengantar empat orang korban dari Waiwerang ke Larantuka dengan perahu motor. Kemudian sekitar pukul 18.00 Wita, datang lagi korban lain yang juga dirujuk dari Puskesmas Waiwerang.
Setelah memperoleh perawatan medis, empat orang sudah dipulangkan dan sisanya masih dalam perawatan medis.
Kapolres Muhammad Syamsul Huda yang dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim I Made Pasek Riawan, semalam, mengatakan, polisi sudah ke lokasi kejadian untuk mengamankan situasi.
"Kita berharap anggota secepatnya memulihkan situasi. Karena konflik kedua desa ini berkaitan masalah tapal batas yang dalam sejarahnya sudah ada. Namun, informasi lebih lanjut belum bisa kami berikan karena saat ini masing-masing kubu melakukan gerakan tutup mulut. Dan, intinya kami mengamankan dulu situasi ini agar bentrokan tidak berlanjut," kata Made yang dikontak ke ponselnya saat berada di Waiwerang.
Dia juga membenarkan bahwa sekitar 20 korban dalam insiden itu dilarikan ke Puskesmas Waiwerang dan sebagian dirujuk ke RSUD Larantuka.
"Umumnya sudah dipulangkan ke rumah masing-masing," kata Made.
Perang tanding antarwarga desa di Pulau Adonara, memperebutkan wilayah perbatasan desa, bukan pertama kali terjadi. Bentrok terakhir antar Desa Lewo Kelen dengan Lewo Keda yang menewaskan beberapa warga setempat. (iva)