Sumba Timur Kembangkan Tanaman Kapas
Kupang, POS KUPANG.Com -- Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mengembangkan tanaman kapas di atas lahan seluas 1.000 hektare dari total lahan yang disiapkan seluas 2.000 hektare, kata anggota DPRD NTT Jonathan Kana.
Jonathan Kana yang baru kembali dari kunjungan kerja ke Sumba Timur, di Kupang, Rabu, mengatakan tanaman kapas seluas 1.000 hektare itu kini telah berproduksi.
Ia menjelaskan jenis kapas yang ditanam di Sumba Timur adalah "kapas kenesia" yang produktif. "Dalam satu pohon bisa menghasilkan 150 bunga yang menghasilkan kapas dengan kualitas terbaik," kata Kana.
Keberhasilan pengembangan tanaman kapas di Sumba Timur, kata dia, menjadikan daerah itu mandiri dalam memenuhi kebutuhan kapas, untuk kepentingan industri rumah tangga yang menghasilkan tenun ikat motif Sumba.
Menenun menjadi kegiatan hampir semua rumah tangga di daerah itu sehingga pengembangan tanaman kapas di daerah itu membantu rakyat dan menjadikan Sumba Timur sebagai daerah penghasil tenun ikat paling produktif di NTT.
Sejumlah daerah di Indonesia, kata Kana, bahkan telah mengirimkan utusan ke Sumba Timur untuk melakukan studi banding pengembangan tanaman kapas karena kapas yang dihasilkan daerah itu memiliki serat sangat halus dan terbaik tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.
Karena itu, pemerintah berencana memperluas areal tanam tidak hanya pada lahan 2.000 hektare, dan tidak hanya di Sumba Timur tetapi juga di Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya.
Di NTT pengembangan kapas tidak hanya di Sumba tetapi juga di hampir semua kabupaten di Flores, Lembata dan Alor, namun jenis kapas yang dikembangkan adalah varitas lokal yang dianggap cocok untuk menghasilkan tenun ikat khas daerah masing-masing.
Pengembangan masih dilakukan dalam skala kecil yakni hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri dalam memproduksi tenun ikat, sedangkan di Sumba Timur mulai berorientasi ke pasar nasional.
Menurut Kana, empat kabupaten di Pulau Sumba cocok untuk pengembangan kapas sehingga jika Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya juga melakukan pengembangan komoditi itu seperti di Sumba Timur maka Sumba bisa menjadi sentra pengembangan kapas nasional.
Kana mengatakan bukan tidak mungkin NTT menjadi daerah penghasil kapas karena hampir semua kabupaten di provinsi kepulauan itu memiliki iklim yang sama, yaitu musim hujan berlangsung hanya tiga bulan dalam setahun.
Pengembangan tanaman kapas kemungkinan mendapat sambutan masyarakat karena sebagian besar rumah tangga di NTT tetap mewarisi kegiatan menenun, sementara kapas adalah bahan baku tenun. (antara)