Kadis Kesehatan NTT : Tangani Stunting Secara Terintegrasi
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi NTT melakukan penanganan srunting atau gizi buruk secara terintegrasi .
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
Kadis Kesehatan NTT : Tangani Stunting Secara Terintegrasi
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi NTT melakukan penanganan srunting atau gizi buruk secara terintegrasi .
Strategi ini dinamakan penanganan gizi buruk terpadu (PGBT) .
Hal ini disampaikan Kepala Dinkes NTT, drg. Dominikus Mere,M. Kes ,Rabu (24/7/2019).
Menurut Dominikus, pemerintah NTT memiliki program untuk menurunkan angka stunting.
"Kita di Provinsi kerjasama dengan Unicef lakukan penanganan stunting yang dinamakan strategi PGBT," kata Dominikus.
Dia mengakui, aksi penanganan gizi buruk oleh Dinkes NTT dilakukan secara terpadu dan aksi emergency penanganan stunting sudah dilakukan di sejumlah daerah.
"Untuk pelaksanaan PGBT ini kita sementara lakukan di tiga kabupaten, yakni di Kabupaten Kupang, TTS dan Kabupaten Sikka. Diharapkan upaya ini bisa ditularkan ke kabupaten lainnya di NTT," katanya.
Dijelaskan, selain penanganan dengan strategi PGBT, upaya di kabupaten juga terus dilakukan, seperti di Flores Timur (Flotim).
"Di Flotim ada aksi dan inovasi,melibatkan semua stakeholder dan lembaga-lembaga donor termasuk Bappenas melakukan penanganan stunting. Bahkan di Flotim ada Perbup tentang pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan bayi," jelas Dominikus.
Dikatakan, pemberian makanan tambahan (PMT) itu kepada bayi dan ibu hamil, selama tiga bulan dengan biaya bantuan operasional kesehatan (BOK) yang ada di Puskesmas.
"Ada juga pemberian makanan kepada bayi 0-2 tahun agar bayi tidak masuk dalam fase stunting. Inovasi ini diharapkan bisa ditularkan ke daerah lain," katanya.
Dikatakan, Dinkes NTT terus melakukan koordinasi terus dengan semua elemen. Bahkan, lanjutnya untuk mendukung upaya PGBT, maka, sudah terbentuk pula tim penanggulangan stunting di kabupaten dan kota, sehigga diharapkan partisipasi semua pihak dalam membantu penanganan stunting.
• Ini Hasil Pertandingan Hari Ketiga Tinju Piala Presiden Di Labuan Bajo
• Sekda NTT: Pertandingan Malam di NTT Masih Langka
• BREAKING NEWS : Kecelakaan di Oesapa Kupang, Mahasiswa Unwira Tewas Terlindas Tronton
• Komisi II DPRD NTT Tolak Usulan Dana dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Termasuk Kelor
"Harapan kita bahwa stunting ini adalah investasi manusia,karena itu kalau kita harapkan di tahun 2045 dapat bonus demografi pada usia 100 tahun Kemerdekaan Indonesia, mulai saat ini perlu upaya penanganan stunting," katanya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)