Pemerintah Komit Urus Pendidikan, Ini Kata Kadis Dikbud Nagekeo
setiap tahun anggaran alokasi untuk dinas pendidikan dan kebudayaan ada peningkatan. Sehingga ada kemajuan dibidang pendidikan di Nagekeo
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM | MBAY -- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo, Tarsisius Djogo, S.Sos, mengaku pemerintah sangat komit untuk mengurus pendidikan.
Buktinya, setiap tahun anggaran alokasi untuk dinas pendidikan dan kebudayaan ada peningkatan. Sehingga ada kemajuan dibidang pendidikan di Nagekeo seperti penambahan fasilitas sekolah serta sarana dan prasarana penunjang lainnya.
"Jumlah sekolah SD 180 sekolah. Sekolah negeri 100 dan swasta 80. Sedangkan SMP 60. SMP Negeri 40 dan swasta 20 sekolah. Pemerintah Nagekeo komit memajukan pendidikan dan setiap tahun ada dana semakin bertambah," ungkap Tarsisius, kepada POS KUPANG.COM, Jumat (5/7/2019).
• Wagub NTT : Semua Pihak Harus Partisipasi dalam Program PAUD Holistik Interaktif
Ia menyebutkan dengan adanya dana untuk pembangunan fisik, maka jumlah sekolah yang ditargetkan untuk diperbaiki setiap tahun kurang lebih 20 sekolah.
Ia menjelaskan perhatian pemerintah dari tahun ke tahun ada peningkatan. Tahun 2019 dana DAK sebesar 11 M lebih di peruntukan untuk rehabilitasi ruang kelas, pembangunan ruang kelas baru, laboratpriam IPA, rumah guru atau kepala sekolah.
Ia menyebutkan untuk dukungan dari lembaga sosial ada dibeberapa sekolah. Tujuannya sama untuk peningkatan fasilitas dan perbaikan ruang kelas yang mungkin masih butuh rehabilitasi.
• DPRD NTT Bahas Ranperda Pendidikan, Simak YUK
"Terhadap dukungan lembaga sosial secara khusus memang belum ada akan tetapi dukungan dari baberapa LSM misalkan Yayasan Sanres telah memberikan dukungan dana berupa rehabilitasi beberapa ruangan kelas pada wilayah binaan mereka. Khususnya dalam Program Sekolah Aman Bencana," ungkapnya.
Ia menjelaskan terhadap kondisi sekolah yang butuh perhatian Pemda selalu memiliki target untuk diperbaiki dengan skala prioritas yang disesuaikan dengan ketersediaan dana.
"Untuk sekolah yang masih darurat dan yang pakai naja (bambu) sudah tidak ada lagi. Sedangkan untuk sekolah yang lantai tanah masih terdapat beberapa ruang kelas yang harus membutuhkan penanganan segera," ujarnya. (*)