Musim Kemarau, Warga Ile Ape Mulai Menjerit Kekurangan Air
Warga Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata khususnya yang berada di Desa Tagawiti, Beutaran, Dulitukan, Palilolon, dan Kolipadan kekurangan air bersih
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Adiana Ahmad
Musim Kemarau, Warga Ile Ape Mulai Menjerit Kekurangan Air
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM | KUPANG- Warga Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata khususnya yang berada di Desa Tagawiti, Beutaran, Dulitukan, Palilolon, dan Kolipadan mulai merasakan kekurangan air bersih saat musim kemarau.
Kondisi ini selalu mereka alami setiap tahun. Untuk mengatasi hal ini, setiap hari mereka harus membeli air tangki dengan harga yang cukup mahal.
Bernadus Tena, Sekretaris Desa Tagawiti, mengatakan bila ingin memesan satu tangki air untuk kebutuhan satu rumah tangga, warga harus mengeluarkan uang sebesar Rp350 ribu.
• HUT Ke-73 Bhayangkara Polres Lembata Sumbang Air Bersih di Dua Desa di Ile Ape
Jika tidak, mereka hanya membeli air Rp15 ribu per drum dari tangki air yang setiap hari berkeliling di kampung mereka menjual air bersih.
Menurut dia, kebutuhan air dalam rumah tangga sangat tinggi. Satu drum air tentu saja tidak cukup dimanfaatkan untuk semua keperluan rumah tangga.
"Air untuk minum selalu jadi prioritas," kata Bernadus.
Ia juga prihatin karena setiap musim kemarau pengeluaran untuk membeli air sangat besar. Secara matematis, dia menghitung, seminggu dia harus mengeluarkan uang air Rp90 ribu.
• Camat Nangaroro Akui Warganya Masih Kesulitan Akses Air Bersih
Dalam sebulan Rp360 ribu sudah pasti dikeluarkan dari kantong untuk kebutuhan air. Tapi ini baru jumlah minimal.
Kenyataannya nominalnya bisa lebih dari Rp90 ribu. Sementara rata-rata mata pencaharian warga adalah petani ladang dan nelayan.
Pemerintah desa, lanjutnya, sudah memasukkan anggaran dari dana desa untuk membeli mobil tangki air yang akan melayani sekitar 213 KK di Desa Tagawiti.
Di Kecamatan Ile Ape, yang disebut wilayah tanjung yakni desa Tagawiti, Beutaran, Dulitukan, Palilolon, dan Kolipadan paling susah air saat musim kemarau.
• Begini Cerita Warga Kampung Wesawa di Nagekeo yang Kesulitan Air Bersih
Sebelum ada mobil tangki, warga desa harus menyebrang pulau memakai perahu dan mengambil air di Waiwuring, Pulau Adonar.
Bak penampungan di desanya sudah ada tapi kosong, tanpa air. Butuh 4 tangki air untuk memenuhi bak air itu. Pipa dan kran air juga sudah ada di setiap rumah tetapi belum ada air yang disalurkan.