Frans Sales, Perlu Ada Inovasi Dalam Pengembangan Cabang Olahraga Unggulan NTT
Kata Frans Sales, Perlu Ada Inovasi Dalam Pengembangan Cabang Olahraga Unggulan Provinsi NTT
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
Kata Frans Sales, Perlu Ada Inovasi Dalam Pengembangan Cabang Olahraga Unggulan Provinsi NTT
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Frans Sales, resmi menyandang gelar doktor usai mempertanggungjawabkan disertasinya di Auala Pasca Sarjana Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Senin (24/6/2019).
Disertasinya berjudul 'Inovasi Birokrasi Pengembangan Cabang Olahraga Unggullan di Provinsi Nusa Tenggara Timur'.
• Terkait Media Online, Marius Jelamu: Saya Tidak Bermaksud Lecehkan Media Online di NTT
Di hadapan para penguji, Frans tampil percaya diri mempresentasikan disertasinya.
Ditemui POS-KUPANG.COM, di sela ujiannya, Frans membeberkan beberapa alasan mengapa dirinya memilih judul di atas.
Menurutnya, ada indikasi bahwa pembinaan cabang olahraga di NTT masih parsial, belum menjadi bagian yang integral atau belum simultan.
• Jalan Provinsi Masih Ada 1.650 Km yang Rusak
"Olahraga yang terdiri dari tiga cakupan yaitu Olahraga pendidikan, Olahraga rekreasi dan Olahraga prestasi masih berjalan sendiri-sendiri atau tidak simultan," ungkapnya.
Indikasi lain, kata Frans, yakni yakni pembinaan olahraga selama ini, masih terpusat di daerah-daerah perkotaan, belum mampu melakukan pembinaan olahraga menjamah sampai di daerah-daerah pedesaan/RT/RW, bahkan sampai dipedalam.
Sementara itu, kata Frans, kurang keberanian pimpinan Dinas/Badan / Stakeholders untuk melakukan inovasi- inovasi kebijakan pembinaan olahraga sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah yang ada di setiap Provinsi, kabupaten dan kota.
"Kondisi ini yang menjadi big problem/problem besar," ujarnya.
Tak hanya itu, Frans mengatakan, masalah lain yakni setiap pengurus organisasi lebih suka mengurus even yang bersifat insidental seperti O2SN : SD, SMP, SMA/SMK, Kejurnas, POPWIL, POPNAS, POMNAS dan PON.
"Ini yang menjadi kesalahan besar dalam sistem birokrasi pembinaan olahraga di NTT maupun di Indonesia. Konsep pembinaan daerah otonomi adalah pembangunan manusia olahraga seutuhnya secara terpadu, berjenjang dan berkelanjutan belum berjalan baik," ujarnya.
Ia menegaskan, disertasinya dikaji dan diteliti secara sincetific sebagai referensi untuk pembenahan dalam inovasi-inovasi baru pembinaan dan pengembangan cabang olahraga agar lebih profesional.
"Golnya yaitu, NTT mampu berkompetisi dengan provinsi-provinsi lain bahkan dengan negara-negara lain. Maka harus mampu melakukan empat hal penting yaitu, Inovasi, penelitian, keilmuan dan penerapan teknologi," ungkapnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)