"Meisi" Lahir Normal dan Sehat dengan Berat 35 Kilogram di BPTP NTT
hasil perkawinan silang ini kini membuahkan hasil dengan lahirnya anak sapi yang diberi nama "Meisi".
Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
"Meisi" lahir Normal dan Sehat dengan Berat 35 Kilogram di BPTP NTT
POS-KUPANG.COM I OELAMASI--Keberadaan BPTP balitbangtan NTT di Naibonat, Kabupaten Kupang, setiap saat selalu menghasilkan terobosan yang luar biasa. Saat ini BPTP menerapkan program sistem perkawilan silang dengan teknologi inseminasi buatan (IB) antara sapi Bali betina dengan semen pejantan simental.
Hasil perkawinan silang ini kini membuahkan hasil dengan lahirnya anak sapi yang diberi nama "Meisi".
Dari Rilis BPTP Balitbangtan NTT yang diperoleh POS KUPANG.COM, Jumat (31/5/2019) menyebutkan, Meisi dilahirkan secara normal dan sehat dengan bobot lahir 35 kilogram di kandang percobaan BPTP NTT. Pemberian nama Meisi ini karena lahir bulan Mei keturunan simental.
Inovasi teknologi IB sesungguhnya sudah cukup dikenal di kalangan peternak sapi. Hal ini sudah terbukti keunggulannya untuk memperbaiki mutu genetik ternak dan upaya untuk mendukung program pemerintah pusat di bidang peternakan yang sudah digemakan yakni program sapi induk wajib bunting (SIWAB).
Khusus di BPTP Balitbangtan NTT, telah menjalin kerja sama dengan Dinas Peternakan Kabupaten Kupang dalam hal penerapan teknologi ini.
Dituliskan juga dalam rilis ini bahwa BPTP Balitbangtan NTT memiliki 18 ekor sapi betina dewasa. Sapi-sapi tersebut diikutsertakan dalam akseptor IB sebagai bentuk dukungan terhadap program SIWAB.
Langkah yang sudah dilakukan adalah pada Agustus dan September 2018 lalu, telah diupayakan memperbaiki genetik ternak yang dilakukan yaitu IB pada 5 ekor induk sapi Bali betina menggunakan benih semen dari bangsa (breed), 2 ekor Simental, 2 Limosin, dan 1 ekor Angus. Hasil dari IB 5 ekor sapi bali betina menunjukan kebuntingan.
• Desa Liang Sola Galakan Kebun Gizi, Atasi Stunting
• Politani Kupang Inisiasi Sinkronisasi Program Pembangunan Pertanian NTT dengan Cara Ini
Salah satu peneliti di BPTP Balitbangtan NTT, Dr.Ir.Sophia Ratnawaty, M.Si, mengatakan, performa ternak yang baik diperoleh bukan hanya dari mutu genetik ternak, tetapi harus di dukung dengan pakan yang berkualitas.
Ketersediaan lahan pakan ternak di kandang percobaan BPTP NTT hanya 1,5 hektar. Luasan lahan ini masih kurang untuk mencukupi kebutuhan pakan sapi.
Untuk itu tim teknisi peternakan yang terdiri dari Muhamad K.Rumbory dan Jovial D Mandala melakukan inovasi teknologi pengolahan pakan dengan memanfaatkan tongkol jagung, dedak dan putak untuk dijadikan konaentrat.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hijauan segar telah ditanam rumput Odot dan sorghum batang manis pada lahan disekitar kandang.
Ketersediaan pakan ternak yang berkualitas dan kontinyu diharapkan akan menghasilkan pertumbuhan pedet yang optimal.(Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Edi Hayong)